Universitas Teknokrat Indonesia

PKM Teknokrat Hasilkan PLTS Gantikan Genset, Nelayan Pesisir Hemat Puluhan Ribu per Malam

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

UJI COBA - Program pemasangan PLTS yang digagas dosen dan mahasiswa Teknokrat memberi manfaat nyata bagi aktivitas nelayan di laut.

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Bandar Lampung - Program pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang digagas dosen dan mahasiswa Universitas Teknokrat Indonesia terbukti membawa manfaat nyata bagi aktivitas nelayan di laut.

Melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), tim dari kampus berjuluk Kampusnya Sang Juara ini melakukan uji coba dan pemasangan sistem penerangan lampu bagan berbasis PLTS berkapasitas 200 Wp pada 3 Juli 2025 lalu.

Hasilnya? Pengeluaran nelayan untuk membeli bensin genset bisa ditekan hingga puluhan ribu rupiah per malam.

“Dulu harus beli bensin terus, bisa sampai Rp30 ribu kalau melaut malam. Sekarang cukup pakai tenaga matahari. Terang, dan nggak ribet,” kata salah satu nelayan penerima manfaat di wilayah perairan Desa Rangai Tri Tunggal, Kecamatan Katibung, Lampung Selatan.

Wakil Rektor Universitas Teknokrat, Dr. H Mahathir Muhammad SE. MM mengatakan, program ini menjadi bentuk nyata kontribusi kampus dalam menjawab kebutuhan masyarakat melalui teknologi tepat guna.

UJI COBA - Program pemasangan PLTS yang digagas dosen dan mahasiswa Teknokrat memberi manfaat nyata bagi aktivitas nelayan di laut.

“PLTS ini bukan hanya soal listrik. Ini soal pemberdayaan. Ada efisiensi biaya, lingkungan kerja yang lebih sehat, dan peningkatan wawasan tentang energi terbarukan,” ujarnya.

Selain hemat, sistem PLTS juga memberikan pencahayaan yang lebih stabil, meningkatkan potensi hasil tangkapan ikan nelayan saat malam hari. 

Tak hanya itu, suasana kerja menjadi lebih nyaman karena hilangnya suara bising dan asap dari genset.

“Lingkungan kerja yang lebih baik tentu berdampak positif terhadap hasil kerja. Nelayan lebih fokus dan tidak terganggu,” tambah Mahathir.

Tak hanya berhenti di satu lokasi, sistem ini juga dirancang sebagai model percontohan. Harapannya, teknologi PLTS ini bisa direplikasi ke lebih banyak bagan nelayan di daerah lain.

“Kami berharap sistem ini bisa terus dikembangkan. Ke depan mungkin bisa ditambah sensor otomatis atau dikendalikan lewat smart control dengan daya yang lebih besar,” jelasnya.

Dari hasil uji coba di lapangan dan wawancara langsung, para nelayan menyambut positif kehadiran sistem PLTS ini. Mereka berharap inovasi tersebut bisa terus dilanjutkan dan menjangkau lebih banyak komunitas pesisir.

“Lampunya terang, nggak khawatir mati tiba-tiba. Kalau bisa semua bagan dipasang juga,” ujar nelayan lainnya.

Program ini sekaligus menunjukkan bahwa kolaborasi antara pendidikan dan kebutuhan masyarakat bisa menjadi solusi konkret dalam membangun daerah yang mandiri energi.

(TRIBUNLAMPUNG.CO.ID)

Berita Terkini