TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Garut - Tangis Mela Puri (31) tak berhenti setelah mengetahui putri keduanya turut menjadi korban tewas dalam insiden rebutan makanan di acara putra Dedi Mulyadi.
Diketahui, tragedi terjadi saat acara resepsi pernikahan putra Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, Maula Akbar dengan Wakil Bupati Garut Luthfianisa Putri Karlina.
Lautan manusia berdesakan untuk mendapatkan makanan gratis yang disediakan di acara yang berlangsung di Pendopo Garut, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Jumat (18/7/2025).
Akibatnya, 3 orang tewas akibat berdesakan sementara 14 orang harus mendapat perawatan di rumah sakit setelah sebelumnya pingsan.
Satu di antara korban tewas yakni Vania Aprilia (8), putri kedua Mela Puri.
Mela mengatakan bahwa ia tidak mengetahui bahwa anaknya itu ikut mengantre, yang ia tahu anaknya sedang bermain dengan teman-temannya di sekitar alun-alun.
"Saya gak tahu anak saya itu ngantre (bagi-bagi makan gratis) soalnya kan biasanya dia main sama anak-anak yang lain," ujarnya kepada Tribunjabar.id di kamar jenazah RSUD Dr Slamet Garut.
Ia menuturkan, sempat melihat kerumunan orang yang tengah berdesak-desakan di gerbang barat gedung Pendopo.
Panggilan telepon kemudian mengejutkannya, di ujung telepon itu ia mendapat kabar bahwa anaknya sudah berada di mobil ambulans.
"Saya langsung ke ambulans karena sudah di ambulans. (Kondisinya) udah dingin tangannya, bengkak juga. Baru dikasih tahu meninggal itu di sini (di kamar jenazah rumah sakit)," ungkapnya.
Mela tak menyangka, beberapa menit sebelumnya anaknya masih berada di dekatnya, namun tak lama kemudian Vania ditemukan sudah tak bernyawa.
Pantauan Tribunjabar.id di kamar jenazah, Mela tampak terus menangis sambil mempertanyakan kepada keluarganya, mengapa tak ada yang menolong anaknya saat terjadi desak-desakan.
"Kenapa tidak ada yang menolong, kenapa anak saya dibiarkan," ungkapnya.
Mela diketahui merupakan Warga Kelurahan Sukamentri, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Jenazah Vania diketahui sudah dikebumikan di Pemakaman Babakan Abid Kelurahan Garut Kota pada hari yang sama pukul 18.00 WIB.
Atas peristiwa tersebut kegiatan Pesta Rakyat yang semula akan diselenggarakan di alun-alun Jumat malam dibatalkan.
Hal tersebut diungkapkan oleh Bupati Garut Abdusy Syakur Amin, ia menyampaikan ungkapan bela sungkawa atas tragedi tersebut, ia mengatakan turut prihatin atas peristiwa maut itu.
"Saya menyampaikan belasungkawa dan berduka cita, kami sampaikan keprihatinan atas peristiwa ini," ujarnya kepada awak media di Pendopo Jumat malam.
Ia menuturkan, dalam peristiwa itu terdapat 26 warga yang pingsan, tiga meninggal dunia satu diantaranya merupakan anggota kepolisian yang sedang bertugas mengamankan acara.
Dari laporan Dinas Kesehatan, puluhan warga itu ucapnya, kekurangan oksigen saat berdesak-desakan untuk bisa masuk ke kawasan Pendopo.
"Informa yang kami terima itu karena mereka kekurangan oksigen berdesak-desakan karena ada anak kecil,"
"Ini sebenarnya antusiasme masyarakat terkait dengan upacara ini. Mereka ingin bersama-sama bergembira," tambahnya.
Pada mulanya memang, kata dia, kegiatan tersebut dijadwalkan diselenggarakan pukul 13.00 WIB.
Syakur menjelaskan, antusiasme masyarakat diluar dugannya. Ditambah banyak masyarakat yang sudah berkumpul di kawasan alun-alun setelah menyelesaikan ibadah salat Jumat.
"Untuk rangkaian lainnya, kami sudah bersepakat menunda atau ditiadakan," ungkapnya.
• Pilu Mela, Putrinya Tewas di Syukuran Nikahan Anak KDM dan Wabup Garut: Kenapa Anak Saya Dibiarkan
( TRIBUNLAMPUNG.CO.ID / TRIBUNJABAR.ID )