Berita Lampung

Fam Trip Pulau Sebesi dan Perairan GAK, Foto dengan Nemo hingga ke Pulau Umang-Umang

Rombongan tourdibawa ke Pulau Sebuku Kecil untuk snorkling serta berfoto dengan ikan nemo.

Tribunlampung.co.id/Bintang Puji Anggraini
FAM TRIP - Rombongan fam trip Pulau Sebesi dan Perairan Gunung Anak Krakatau berfoto bersama di Pulau Umang-Umang pada Kamis (4/9/2025). 

Tribunlampung.co.id, Lampung Selatan - Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) Provinsi Lampung mengadakan Fam Trip ke Pulau Sebesi dan Perairan Gunung Anak Krakatau, Rabu (3/9/2025).

Dalam sambutannya Kepala Dinas Parekraf Lampung Bobby Irawan menyampaikan, acara ini merupakan rangkaian dari Krakatau Festival.

“Acaranya berbeda dari tahun kemarin karena akan memberikan pengalaman yang lebih seru dan melibatkan masyarakat setempat,” ujarnya, Rabu (3/9/2025).

Ia juga menjelaskan bahwa acara ini untuk mendorong dan mengekspos wisata yang ada di Lampung khususnya Pulau Sebesi dan Perairan Gunung Anak Krakatau.

“Acara ini kami adakan agar wisata yang ada di Lampung semakin hidup lagi,” jelasnya.

“Serta untuk memberdayakan paket wisata yang dimiliki oleh masyarakat sekitar tempat wisata dengan menggunakan jasa open trip mereka,” tambahnya.

Rombongan tour yang terdiri dari beberapa media di Lampung ini berangkat 07.15 wib dari Bandar Lampung dan pukul 09.00 rombongan tiba di Dermaga Canti.

Setelah tiba, rombongan dibawa ke Pulau Sebuku Kecil untuk snorkling dan berfoto dengan ikan nemo.

Lalu setelah rombongan puas berfoto dengan nemo, pada pukul 15.00 wib rombongan sampai di  Pulau sebesi dan makan siang kemudian istirahat.

Pukul 19.36 wib peserta mendapatkan penjelasan tentang sejarah Gunung Anak Krakatau hingga cerita saat gunung tersebut erupsi oleh Hayyun (52) selaku tokoh masyarakat setempat.

“Krakatau mulai dikenal oleh dunia saat letusan dasyatnya pada 1883,” ungkapnya.

“Namun untuk saat ini anak gunung krakatau belum bisa disebut sebagai tempat wisata karena merupakan cagar alam yang dilindungi,” terusnya.

Ia juga menjelaskan bahwa pada 1997 saat dirinya sedang membawa turis Belanda tour ke GAK namun tiba- tiba terjadi erupsi.

“Sebelum anak gunung krakatau aktif, kami berada di atas gunung krakatau,” jelasnya.

“Kami sedang duduk santai, belum sempat menikmati pemandangan, tiba-tiba bumi bergetar,” tambahnya.

Sumber: Tribun Lampung
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved