Berita Lampung

Perjalanan Panjang dan Target Perusahaan, Potret Nyata Microsleep di Tol Bakter

Di ruas Tol Bakauheni–Terbanggi Besar (Bakter), microsleep bukan sekadar istilah teknis, tetapi ancaman nyata yang menghantui pengemudi.

Penulis: Riyo Pratama | Editor: Noval Andriansyah
Kanal YouTube Tribun Lampung News Video
ANTISIPASI MICROSLEEP - Supervisor Lalu Lintas PT Bakauheni–Terbanggi Besar Tol, Usman Edo, saat menjadi narasumber dalam podcast bertema "Waspada Microsleep di Jalan Tol", yang dipandu Editor in Chief Tribun Lampung, Ridwan Hardiansyah, di Studio Tribun Lampung, Kamis (6/11/2025). 
Ringkasan Berita:
  • Microsleep masih jadi ancaman besar di Tol Bakauheni–Terbanggi Besar (Bakter), khususnya bagi sopir logistik yang menempuh rute panjang seperti Aceh–Lampung dan sering dikejar target perusahaan.
  • Supervisor Lalin Tol Bakter, Usman Edo, menyebut tekanan waktu membuat pengemudi kekurangan istirahat sehingga rawan tertidur sesaat tanpa disadari.
  • Patroli 24 jam dengan tiga shift siap menghentikan kendaraan oleng dan mengawal pengemudi ke lokasi aman untuk beristirahat.

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Bandar Lampung - Di ruas Tol Bakauheni–Terbanggi Besar (Bakter), microsleep bukan sekadar istilah teknis, tetapi ancaman nyata yang menghantui pengemudi, terutama mereka yang melakukan perjalanan panjang.

Terlebih, di ruas Tol Bakter, banyak pengemudi, terutama sopir logistik, bisa datang dari Aceh hingga Lampung, begitu sebaliknya. Ditambah lagi para sopir logistik ini dikejar target perusahaan.

Fenomena tertidur sesaat ini sering terjadi tanpa disadari ketika tubuh kelelahan, membuat pengemudi kehilangan fokus dalam hitungan detik. Kondisi ini menjadi satu di antara penyebab terbesar kecelakaan tunggal di tol, termasuk Bakter.

Menurut Supervisor Lalu Lintas PT Bakauheni–Terbanggi Besar, Usman Edo, sebagian besar pengemudi logistik mengalami tekanan waktu.

“Sering kali pengemudi dikejar target oleh perusahaan agar muatan sampai tepat waktu. Ini membuat mereka memaksakan diri dan kurang istirahat,” kata Edo, dalam podcast bertema "Waspada Microsleep di Jalan Tol", yang dipandu Editor in Chief Tribun Lampung, Ridwan Hardiansyah, Kamis (6/11/2025) di Studio Tribun Lampung.

Meskipun ada upaya koordinasi dengan SDP agar durasi perjalanan seperti rute Aceh–Bakter maksimal 60 jam, risiko tetap tinggi.

Jika melihat data kecelakaan tiga tahun terakhir, kata Edo, memperlihatkan pola konsisten.

Untuk itu, terus Edo, patroli di tol beroperasi 24 jam dengan tiga shift, siap berhenti dan mengamankan kendaraan yang oleng.

"Jika perlu, petugas bahkan mengawal pengemudi menjauh dari jalur utama untuk beristirahat aman," sebut Edo.

Perjalanan pengemudi kerap bergantung pada kesiapan rest area yang berjumlah 12 titik di sepanjang 140,4 km. Dengan fasilitas mulai dari SPBU, masjid, hingga EV Charger, rest area ini menjadi tempat istirahat vital sebelum pengemudi kembali melanjutkan perjalanan panjang mereka.

Jelang Nataru, ketika arus balik meningkat signifikan, pengelola tol melakukan persiapan sejak H-15 agar perjalanan para pengemudi tetap aman. Dengan volume kendaraan harian yang bisa menyentuh lebih dari 30 ribu unit, pengawasan diperketat dan sistem penundaan arus di rest area diterapkan.

Pada akhirnya, Usman Edo menyampaikan, keselamatan kembali pada keputusan masing-masing pengemudi.

"Mengenali kondisi tubuh, berhenti ketika lelah, dan tidak memaksakan diri. Tetap hati-hati dan utamakan keselamatan," tandas Edo.

( Tribunlampung.co.id / Riyo Pratama )

Baca juga: 50 Persen Kecelakaan di Tol Akibat Microsleep, Eksklusif Bersama Spv Lalin PT Bakter Tol

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved