Berita Terkini Nasional

Cerita Penggagas Tepuk Sakinah yang Viral di Medsos, Mewakili Lima Pilar Pernikahan

Fenomena "Tepuk Sakinah" yang belakangan viral di media sosial, ternyata berawal dari pelatihan penghulu dan penyuluh agama pada 2024.

Editor: Teguh Prasetyo
Dok Istimewa
TEPUK SAKINAH - Salah satu penggagas Tepuk Sakinah yang kini viral di media sosial, Profesor Alimatul Qibtiyah. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Fenomena "Tepuk Sakinah" yang belakangan viral di media sosial, ternyata berawal dari pelatihan penghulu dan penyuluh agama pada 2024.

Dari forum diklat itulah muncul ide membuat yel-yel untuk membantu calon pengantin memahami lima pilar keluarga sakinah.

Penghulu KUA Menteng, Jakarta Pusat, Abdul Hakim, mengatakan, awalnya "Tepuk Sakinah" hanya berupa cara sederhana untuk menghafal poin-poin penting dalam bimbingan perkawinan.

Namun, kemudian dikembangkan lebih kreatif dengan tambahan aransemen lagu agar lebih mudah diterima calon pengantin.

“Jadi Tepuk Sakinah ini kita dapat materi, kami penghulu sama penyuluh itu di Bimtek. Dalam diklat itu ada pemateri-pemateri. Salah satu materinya itu untuk menghapalkan daripada lima pilar sakinah itu dipakai tepuk-tepuk itu,” kata Abdul saat ditemui di KUA Menteng, Jumat.

Menurut Abdul, inisiatif menambahkan aransemen lagu lahir dari kebutuhan membuat suasana bimbingan lebih segar dan tidak monoton.

“Tadinya memang tepuk sakinah ini biasa gitu. Kita kira-kira sih biar nggak gabut ya. Kita cari aransemen yang pas akhirnya ketemu lagu itu. Sehingga yang viral itu gitu lah,” ujar dia.

Meski kini dikenal luas, Abdul menegaskan, Tepuk Sakinah bukanlah ritual wajib dalam pernikahan.

Metode ini hanya dipakai sebagai ice breaking saat bimbingan perkawinan klasikal, terutama ketika peserta mulai jenuh.

“Kalau bisa hafal, bagus. Tapi yang penting dipahami pesannya, karena pernikahan itu sakral dan penuh tanggung jawab,” ujarnya.

Adapun lima pilar sakinah yang terkandung dalam yel-yel tersebut meliputi zawaj (berpasangan), mitsaqon gholidzo (janji yang kokoh), mu’asyarah bil ma’ruf (saling cinta, saling hormat, saling jaga), musyawarah, dan tarodhina (saling ridho).

Saat ini, ada dua versi Tepuk Sakinah. Dalam versi terbaru diberi nama Tepuk Sakinah Maslahah yang ditambahkan kata Maslahah sebagai pelengkap dari format sebelumnya.

“Bedanya karena yang terakhir itu tambahan. Jadi sekarang kalau namanya 'Tepuk Sakinah Maslahah', ada itu aja, itu yang terbaru. Yang lainnya semua sama,” jelas Abdul.

Sementara itu, Dosen UIN Sunan Kalijaga, Profesor Alimatul Qibtiyah menceritakan awal mula menggagas "Tepuk Sakinah" pada tahun 2018.

Saat itu Kementerian Agama RI memutuskan mengubah nama program Kursus Calon Pengantin (Suscatin) menjadi Bimbingan Perkawinan (Bimwin).

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved