Berita Terkini Nasional
53 Orang Tewas, Prabowo ke Cak Imin: Cek Semua Ponpes!
Pemeriksaan struktur bangunan bertujuan untuk menghindari peristiwa ambruknya musala Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo terulang lagi.
Tribunlampung.co.id, Sidoarjo - Presiden Prabowo Subianto memerintahkan kepada Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar (Cak Imin) untuk memeriksa dan memperbaiki semua pondok pesantren (ponpes) resmi.
Pemeriksaan struktur bangunan bertujuan untuk menghindari peristiwa ambruknya musala Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur terulang lagi.
Perintah ini disampaikan Prabowo saat memanggil sejumlah menteri ke kediaman pribadinya di Jalan Kertanegara, Jakarta, Minggu (5/10/2025) malam, untuk membahas perkembangan berbagai program pemerintah.
"Presiden memerintahkan Menko Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar, untuk memeriksa sekaligus memperbaiki pondok pesantren resmi yang perlu dicek kekuatan struktur bangunannya," ujar Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Senin (6/10/2025).
Teddy menjelaskan, Prabowo juga meminta Cak Imin memberikan bantuan kepada pemilik pondok pesantren memperhatikan betul proses renovasi atau pembangunan gedung di wilayah mereka.
"Serta memberikan bantuan dan menekankan kepada pemilik pondok untuk memperhatikan betul proses renovasi atau pengembangan gedung bila hendak membangun pondoknya," kata Teddy.
Sementara itu, Menko PM Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menyatakan akan melaksanakan perintah Presiden Prabowo Subianto untuk segera memeriksa dan memperbaiki kekuatan struktur bangunan pondok pesantren supaya tragedi ambruknya musala Pondok Pesantren Al Khoziny tidak terulang kembali di tempat lain.
Bersama dengan kementerian dan lembaga terkait, Muhaimin akan melaksanakan instruksi Prabowo.
"Saya akan mengecek secara saksama kondisi bangunan pondok pesantren dengan bantuan kementerian/lembaga terkait agar tidak ada lagi peristiwa gedung roboh yang memakan korban jiwa," kata Muhaimin, Senin (6/10/2025).
Muhaimin mengatakan, ia akan turun langsung ke lapangan untuk mengecek kondisi gedung dan bangunan pondok pesantren di sejumlah daerah.
Tanpa Prosedur
Kepala Biro Humas dan Komunikasi Publik Kementerian Agama (Kemenag) Thobib Al-Asyhar mengakui masih ada sejumlah pesantren tradisional yang dibangun swadaya tanpa prosedur formal.
"Masih ada sejumlah pesantren tradisional yang dibangun swadaya tanpa prosedur formal. Karena itu, Kemenag akan mendorong mitigasi dengan melakukan identifikasi dan asesmen bangunan pesantren yang berpotensi bermasalah," kata Thobib, Senin (6/10/2025).
Agar peristiwa serupa tragedi Ponpes Al Khoiziny tidak terulang lagi, Kemenag mendorong pengecekan bangunan-bangunan ponpes.
"Kemenag akan mendorong mitigasi dengan melakukan identifikasi dan asesmen bangunan pesantren yang berpotensi bermasalah," kata Thobib.
Thobib mengakui peristiwa tragis yang menimpa para santri Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur, disebabkan karena lemahnya sisi bangunan. "Kemenag tidak memiliki kewenangan teknis dalam menilai kelayakan bangunan," ucapnya.
Ia menuturkan, pendataan terkait Izin Mendirikan Bangunan (IMB), atau saat ini berubah nama menjadi Persetujuan Bangunan Gedung (PBG), dari pondok pesantren merupakan kewenangan Kementerian Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Kemenko PM).
"Terkait IMB bukan domain Kemenag. Khusus masalah pesantren Al Khoziny dan upaya pendataan infrastruktur pesantren telah diserahkan ke Menko, Cak Imin," kata Thobib.
Tragedi Ponpes Al Khoziny, kata Thobib, harus menjadi pelajaran penting bagi semua pihak agar aspek keamanan bangunan mendapatkan perhatian.
"Kemenag menilai aspek keamanan dan kelayakan bangunan pesantren perlu mendapat perhatian serius agar peristiwa serupa tidak kembali terjadi," ucapnya.
Masalah Serius
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) turut menyoroti tragedi ambruknya Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur, yang menelan korban jiwa.
AHY menyebut kejadian ini sebagai persoalan serius yang harus ditangani.
Menurutnya, insiden tersebut menggambarkan betapa pentingnya mematuhi standar konstruksi dalam pembangunan fisik.
“Artinya memang kita harus kembali pada mengapa kita harus benar-benar mematuhi standar konstruksi, pembangunan fisik janganlah kemudian sampai ini memakan korban di mana pun,” ujar AHY saat ditemui wartawan di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Senin (6/10/2025).
Ke depan, pemerintah memastikan seluruh bangunan infrastruktur publik memenuhi standar keamanan konstruksi.
Langkah ini harus dilakukan bersama dengan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) serta seluruh pemerintah daerah.
Menurutnya, setiap bangunan yang digunakan masyarakat luas, seperti sekolah, pondok pesantren, rumah sakit, dan berbagai fasilitas publik lainnya, wajib memiliki kekuatan struktur yang memadai agar aman digunakan.
Ia mengingatkan banyak kejadian tragis karena kelalaian mematuhi standar operasional prosedur (SOP) pembangunan.
Padahal, SOP telah disusun berdasarkan hasil riset dan pengalaman panjang untuk menjamin keselamatan masyarakat.
Karena itu, AHY mengajak semua pihak untuk mengawal penerapan aturan dan standar tersebut di lapangan, agar tidak ada lagi kejadian serupa yang menelan korban jiwa akibat kelalaian dalam membangun.
“SOP itu ada karena memang sudah menjadi hasil riset dan terbukti, mari sama-sama kita kawal ini sehingga tidak ada lagi kejadian yang memakan korban seperti itu,” paparnya.
Lebih jauh, AHY menilai peristiwa ambruknya Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo sebagai kejadian serius. Ia menegaskan bahwa sejak awal kejadian, fokus utama pemerintah adalah menyelamatkan para korban.
Namun, proses evakuasi di lapangan tidak berjalan mudah karena kondisi bangunan yang hancur parah.
Banyak korban yang tertimpa dan terjepit reruntuhan, sehingga menyulitkan petugas untuk melakukan penyelamatan.
Meski sejumlah korban berhasil dievakuasi, sebagian di antaranya tidak dapat diselamatkan karena luka dan kondisi yang berat.
53 Korban Tewas
Proses evakuasi korban runtuhan musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur yang ambruk sudah berjalan sepekan.
Sebanyak 53 korban meninggal dunia ditemukan dan delapan berhasil teridentifikasi. Proses evakuasi korban dan pengangkatan puing-puing runtuhan telah berjalan selama sepekan sejak kejadian pada Senin (29/9).
Alat berat mulai dari crane, eskavator dan breaker telah diterjunkan. Korban-korban yang tertimbun di bawah runtuhan akhirnya terangkat. Pada hari ketujuh evakuasi, tim SAR gabungan berhasil mengekstraksi sebanyak 27 korban meninggal dunia.
Korban yang ditemukan pada Minggu (5/10/2025) dari seluruh sektor dari A1 hingga A4. Penemuan terakhir pukul 21.47 WIB satu korban meninggal dunia diekstraksi kemudian dilanjutkan evakuasi dari sektor A2.
“Total terdapat 27 korban dengan lima diantarnya body part berhasil diekstraksi dan dievakuasi,” kata Direktur Operasi Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan Laksamana TNI Yudhi Bramantyo, Minggu (5/10/2025).
Lima body part tersebut bagian tubuh tanpa kaki kanan, pinggul sampai kaki, badan; kaki kiri; tangan kanan, badan dan kaki kiri, bagian tubuh tanpa kaki kanan.
“Proses evakuasi masih berlangsung. Pembersihan puing difokuskan ke sisi utara pada bagian yang tidak terintegrasi dengan struktur utama,” ucap Bramantyo.
Sebelumnya, ia menegaskan bahwa proses evakuasi tetap dilanjut dan dimaksimalkan selama 24 jam hingga seluruh jenazah yang diduga tertimbun dinyatakan bersih.
“Kami akan tetap lanjutkan semaksimal mungkin jadi dalam arti kata mungkin akan kita perpanjang sampai dengan pelaksanaan kita yakinkan bahwa seluruh korban korban dari reruntuhan dapat kita temukan semaksimal mungkin,” terangnya.
Sejauh ini, puing-puing bangunan yang berhasil diangkat sebanyak 75 persen. Petugas mengerahkan alat berat berupa eskavator dan breaker untuk proses evakuasi ini.
Hingga kini, puing-puing bangunan yang belum dimaksimalkan berada di sektor A2 atau sisi kanan bangunan.
Sebab pada bagian tersebut terhubung dengan bangunan sekitar pondok yang tidak terdampak.
Oleh sebab itu, proses pengangkatan runtuhan dilakukan secara hati-hati agar bangunan yang terkoneksi tersebut tidak terdampak.
“Itu mungkin yang perlu kita pertimbangankan sehingga tidak justru menimbulkan permasalahan lebih lanjut." "Kemungkinan bisa terjadi (roboh). Makanya kami tetap minta pertimbangan dari pihak ahlinya,” pungkasnya.
Dari hasil penanganan runtuhan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo selama sepekan berjalan, korban yang terevakuasi sebanyak 157 orang.
Korban yang selamat sebanyak 104 orang, sebagian masih menjalani perawatan di rumah sakit terdekat dan korban meninggal dunia sejauh ini berjumlah 53 orang, lima di antaranya body part. (Kompas.com)
Mahfud MD Salut dengan Purbaya Yudhi karena Tak Bebani Rakyat dengan Pajak Baru |
![]() |
---|
Datangi Bareskrim Polri, Roy Suryo Minta Kasus Dugaan Ijazah Palsu Jokowi Dibuka Kembali |
![]() |
---|
Benda Diduga Meteor Raksasa Jatuh di Cirebon, Warga Panik Dengar Suara Dentuman Keras |
![]() |
---|
Wakil Ketua DPRD Terbata-bata Baca Teks UUD 1945, Malah Ditertawakan Peserta Upacara |
![]() |
---|
Alasan Gadis Baduy Tolak Lamaran Vlogger India yang Sudah Terbang Jauh-jauh dari Negaranya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.