Ledakan di SMAN 72 Jakarta

Detailnya FN Rakit Bom untuk Diledakkan di SMAN 72 Jakarta, Pakai Remote

Detailnya FN (17), merakit bom untuk diledakkan di sekolahnya sendiri, yakni SMAN 72 Jakarta, siapkan remote jarak jauh.

TRIBUNJAKARTA.COM/GERALD LEONARDO AGUSTINO
TEMUAN BAHAN PELEDAK - Tim Gegana Korps Brimob Polri diterjunkan ke lokasi ledakan di Masjid SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (7/11/2025). Komandan Satuan (Dansat) Brimob Polda Metro Jaya, Kombes Henik Maryanto, membeberkan cara ABH meledakan masjid SMAN 72 Kelapa Gading pada Jumat pekan lalu. Ternyata, terduga pelaku merakit bomnya sendiri dan mengaktifkannya dengan menggunakan remote. 

"Yang diatur dalam Pasal 80 ayat 2 juncto Pasal 76C UU Perlindungan Anak maupun Pasal 335 KUHP dan Pasal 187 KUHP serta Pasal 1 ayat-1 UU Darurat RI," jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, PPID Densus 88 Anti Teror Polri, AKBP Mayndra Eka Wardhana, mengatakan motif lain sehingga ABH meledakkan masjid di sekolahnya yakni karena adanya rasa dendam terhadap pihak yang menyakitinya.

Perasaan itu, sambung Mayndra, membuat ABH mencari cara untuk membuat seseorang meninggal dunia. Hal itu dicari melalui internet.

"Yang bersangkutan juga memiliki motivasi dendam terhadap perlakuan-perlakuan yang bersangkutan."

"Di sini, dia mencoba untuk mencari dan bahkan di situs website, bagaimana orang-orang itu meninggal dunia, kecelakaan, atau mengalami kekerasan secara keji dengan berbagai tingkatannya," jelas Mayndra.

Aksi Terinspirasi 6 Pelaku Penembakan Massal Dunia

Mayndra juga menjelaskan ABH turut mengikuti komunitas secara online yang mengagumi segala bentuk kekerasan.

Selain itu, ABH juga mengagumi enam orang yang merupakan pelaku penembakan massal dunia.

Mereka adalah pelaku penembakan massal Columbine High School di Colorado, AS tahun 1999, Dylan Klebold dan Eric Harris.

"Yang bersangkutan (Dylan dan Eric) beraliran Neo Nazi," ujar Mayndra.

Selanjutnya, ada pelaku penembakan massal di Gereja Charleston di Carolina Selatan, AS, pada tahun 2015 bernama Dylann Storm Roof.

Adapun dia merupakan sosok yang menganut ajaran supremasi kulit putih dan seorang neo Nazi.

Lalu, pelaku penembakan di Centre Culturel Islamique de Quebec, Kanada, pada tahun 2017 bernama Alexandre Bissonnette.

Serta, pelaku penembakan di masjid Christchurch, Selandia Baru, pada tahun 2019 yakni Brenton Tarrant.

Dua nama terakhir tertulis di senjata mainan yang dibawa ABH saat melakukan aksinya meledakkan masjid SMAN 72 Kelapa Gading.

Terakhir yakni pelaku penembakan massal di sebuah sekolah di Wisconsin, AS, bernama Natalie Lynn Rupnow pada tahun 2024.

Sumber: Tribunnews
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved