Kisah Getir Perjuangan Pemulung Tanpa Kaki
Namun kecelakaan kerja yang dialaminya dua tahun lalu membuat hidupnya berubah drastis
Penulis: hanif mustafa | Editor: wakos reza gautama
Laporan Reporter Tribun Lampung Hanif Mustafa
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Kehilangan kemampuan berjalan tidak menyurutkan semangat hidup Samsul Bahri (58).
Dengan tekat bulat, ia memberanikan diri mengais rezeki menjadi pemulung dengan menggunakan kursi roda.
Dengan kedua tangannya Samsul terus memutar kedua roda yang ada di kursinya menyusuri jalan protokol di Bandar Lampung
"Biasanya dari jalan Hayam Wuruk ini kemudian menyusuri jalan hingga ke Rajabasa, ya cari rongsokan yang bisa diambil dan dijual, seperti botol, kardus, macem-macem," ungkap Samsul, Minggu (8/10/2017).
Samsul mulanya bekerja sebagai tukang servis AC.
Namun kecelakaan kerja yang dialaminya dua tahun lalu membuat hidupnya berubah drastis.
"Waktu itu saya perbaiki AC di Bukit Randu, saya jatuh dari ketinggian 3 meter, kemudian menggelinding ke bawah, saat itu saya langsung kejang-kejang dan tidak sadarkan diri," sebut warga jalan Kamboja Gang Karya Bakti, Kelurahan Kebun Jeruk, Kecamatan Tanjung Karang Timur ini.
Saat tidak sadarkan diri, ia dibawa ke dukun untuk disadarkan. Tapi nahas saat sadar kedua kakinya tidak bisa digerakkan.
"Waktu itu, saya kaget kaki tidak bisa digerakkan, dan oleh sebab itu saya pakai kursi roda," jelasnya.
Samsul sempat menangisi keadaanya beberapa hari. Ia tidak menerima musibah kecelakaan kerja yang dialaminya.
"Saya sempat menangis beberapa hari, kenapa ini terjadi, saya gak bisa nyari nafkah lagi," sebut Samsul.
Namun hati Samsul tergugah mana kala istrinya Iyem memberi keyakinan jika tidak kata akhir atas musibah ini.
"Istri saya terus memberi motivasi dan semangat, akhirnya saya bisa menerima keadaan dengan ikhlas kemudian kembali bangkit," tuturnya.
Namun nasib berkata lain, istri Samsul meninggalkannya untuk selamanya beberapa hari lalu.
"Ya istri saya meninggal hari selasa lalu, karena asam lambung, tapi saya akan ingat terus pesannya untuk tidak menyerah, makanya saya sekarang tinggal sendiri di rumah kontrakan," ujar Samsul.
Sebelum istri Samsul meninggal, ia sempat dilarang untuk menjadi pemulung.
Tapi ia berusaha memberi kepercayaan kepada keluarga bahwa pekerjaan memulung tidak salah, yang penting tidak minta-minta.
"Mulanya istri dan keempat putri saya melarang dan tidak memberi izin alasannya malu, tapi kan lebih baik dari pada jadi pengemis," terangnya.