Bank Indonesia Gelar Pelatihan Wartawan Daerah

Bank Indonesia mengadakan Pelatihan Wartawan Daerah Bank Indonesia 2017.

Penulis: Ana Puspita Sari | Editor: Reny Fitriani
Ist
Bank Indonesia mengadakan Pelatihan Wartawan Daerah Bank Indonesia 2017 di Grand Sahid Jaya hingga 22 November 2017. 

Laporan Reporter Tribun Lampung Ana Puspita Sari

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Bank Indonesia mengadakan Pelatihan Wartawan Daerah Bank Indonesia 2017. Bertempat di Grand Sahid Jaya, kegiatan yang digelar 19 - 22 November 2017 ini diikuti oleh 580 wartawan dari 34 provinsi dari 46 Kantor Perwakilan Bank Indonesia.

Ketua Penyelenggara sekaligus Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Agusman menjelaskan, pelatihan ini dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman wartawan media massa secara rutin, terutama terhadap fungsi Bank Sentral dalam kebijakan moneter, sistem pembayaran, dan stabilitas sistem keuangan.

Baca: Tertibkan Pak Ogah di Pertigaan Chandra Superstore Tanjungkarang

"Pelatihan ini merupakan yang kedua dan dilakukan secara bersama - sama di Jakarta. Sebelumnya, pelatihan dilakukan oleh masing - masing Kantor Perwakilan Bank Indonesia," jelasnya saat pembukaan Pelatihan Wartawan Daerah Bank Indonesia 2017, Senin (20/11).

Agusman menambahkan, tahun ini pelatihan difokuskan mengenai Pengendalian Inflasi Daerah untuk Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat & Sharing Pengendalian Inflasi oleh Kepala Daerah, Perkembangan dan Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia; Gerakan Nasional Nontunai (GNNT).

Baca: Keluar Belatung dari Pusar Bayi Kambing, Bagaimana Solusinya

Kemudian, diskusi mengenai Perkembangan dan Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia termasuk Program BI Jangkau dan Dedikasi Bank Indonesia dalam Mencukupi Kebutuhan Uang Rupiah di Seluruh Indonesia. Tema tersebut dipilih menyesuaikan dengan fenomena yang terjadi di daerah - daerah di Indonesia.

Di tempat yang sama, Asisten Gubernur Departemen Manajemen Strategis & Tata Kelola Bank Indonesia Dyah Nastiti mengatakan, era komunikasi saat ini terus berubah seiring perkembangan dunia digital. Untuk itu, perlu strategi tepat agar komunikasi terkait dengan kebijakan otoritas dapat tersampaikan dengan baik.

Ia menambahkan, saat ini 65 persen penduduk di Indonesia adalah Digital Natives yang terbiasa multitasking dan mengakses informasi melalui piranti digital yang dimiliki.

"Tantangannya bila ingin menangkap sebanyak banyaknya readers di Indonesia yang pada akhirnya akan advocate kebijakan - kebijakan dari otoritas, tentu harus mempertimbangkan tren penduduk yang akan menjadi subjek dari kebijakan otoritas tersebut," jelasnya.

Maka, lanjut dia, komunikasi yang dibutuhkan dilakukan dengan penyampaian yang pendek, concise (memberikan banyak informasi dalam kata - kata yang tidak terlalu banyak), memberikan ruang untuk feedback dan menggunakan kata kunci yang tepat. (ana)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved