Ini Hal yang Harus Diperhatikan Jika Ingin Berinvestasi di Pasar Modal
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menyelenggarakan sharing session kepada para pemakai jasa KSEI, Senin (22/11).
Penulis: Ana Puspita Sari | Editor: Reny Fitriani
Laporan Reporter Tribun Lampung Ana Puspita Sari
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menyelenggarakan sharing session kepada para pemakai jasa KSEI, Senin (22/11). Mengusung tema Indonesia 2018 - Sailing Through Economic and Political Tide, acara sharing session diselenggarakan di Main Hall, Galeri Bursa Efek Indonesia dengan dihadiri sekitar 600 undangan.
Baca: BREAKING NEWS: 1 Polisi Terluka Diserang Massa di Tulangbawang, Ini Pemicunya
Undangan yang hadir terdiri dari Perwakilan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Komisaris dan Direksi PT Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) serta para pemakai jasa KSEI yang terdiri dari Perusahaan Terdaftar (Emiten), Perusahaan Efek, Bank Kustodian, Biro Administrasi Efek, Bank Pembayaran, Bank Administrator Rekening Dana Nasabah (RDN), Agen Penjual Reksa Dana dan Manajer Investasi.
Baca: VIDEO Waspada! Beredar Daging Ayam Palsu Terbuat dari Bahan Berbahaya Ini
Acara diawali dengan pembukaan perdagangan Bursa oleh Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal (Pol) Muhammad Tito Karnavian sekaligus narasumber pada sesi sharing session. Turut mendampingi, Kepala Departemen Pengawas Pasar Modal 2A OJK Yunita Linda Sari, Direktur Utama BEI Tito Sulistio, Direktur Utama KSEI Friderica Widyasari Dewi, serta jajaran Komisaris dan Direksi KSEI.
Direktur Utama KSEI Friderica Widyasari Dewi dalam rilis mengatakan, untuk berinvestasi di Pasar Modal Indonesia para pelaku usaha harus memperhatikan aspek ekonomi, dan politik dalam negeri.
“Kita sebagai pelaku juga harus mengetahui update terbaru dalam kedua aspek ini. Pada acara kali ini KSEI menghadirkan tokoh-tokoh yang sangat kompeten di bidangnya dan dapat memberikan pandangannya untuk perencanaan strategi bisnis di 2018,” jelasnya.
Dalam sharing session, Tito Karnavian menyampaikan bahwa Indonesia berpotensi menjadi negara dominan dengan pertumbuhan ekonomi diatas 5 persen serta adanya stabilitas keamanan dan politik.
"Saat ini demokrasi mengarah pada liberalisme. Demokrasi yang baik akan menciptakan check and balance, persoalan yang harus diwaspadai adalah demokrasi kebablasan yang kemudian diterjemahkan boleh berbuat apa saja sehingga berpotensi mengganggu stabilitas ekonomi dan politik," paparnya.
Tito menambahkan, dalam menghadapi pilkada, pihaknya berharap para kontestan politik tidak menjual isu SARA, namun lebih kepada program kerja agar tidak mengoyak keberagaman. "Polri dan TNI solid dalam menjaga keamanan dan stabilitas politik di Indonesia, investor tidak perlu ragu berinvestasi di Indonesia," imbuhnya. (ana/*)