Korban Kecelakaan Maut di Pringsewu Bekerja Sebagai Tukang Semir Sepatu untuk Biaya Sekolah
Korban Kecelakaan Maut di Pringsewu Bekerja Sebagai Tukang Semir Sepatu untuk Biaya Sekolah
Penulis: andreas heru jatmiko | Editor: wakos reza gautama
lihat foto
Laporan Reporter Tribun Lampung Andreas Heru Jatmiko
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDARLAMPUNG - Seorang pengendara motor tewas setelah mengalami kecelakaan lalu lintas di ruas JalanLintas Barat, Pekon Tambahrejo, Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung, Selasa, 21 November 2017 sekira pukul 12.00 WIB.
Korban tewas Rido Junianto (18) warga Jalan Nuyai Dalam LK II Raja Basa, Kota Bandar Lampung tewas seketika setelah diduga tertabrak truk.
Baca: Selingkuh dengan Pria Beristri, Organ Vital Cewek Ini Mengalami Hal Mengerikan
Menurut informasi di lapangan, saat itu Rido tidak sendirian mengendarai Honda Spacy B 6811 VDX.
Ketika itu Rido membonceng seorang perempuan yang diketahui kritis sehingga dilarikan ke RSU di Pringsewu.
Rido Jonianto (18) merupakan warga Jalan Nuyai Dalam LK II Raja Basa, Kota Bandar Lampung, masih pelajar di YP Mutiara Natar.
Warga Kelurahan Rajabasa Nyunyai Kecamatan Rajabasa sudah mempersiapkan untuk menyambut kedatangan jenazah korban atas nama Rido Junianto (18) kecelakaan yang terjadi di Gading Rejo
Kepala RT 07 LK II, Ahmad Husin (71), mengatakan setelah mendengar kabar pihak warga sudah mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk pemakaman korban.
"Kami siap semua, mulai dari terpal, tempat pemakaman dan kain kafan serta yang lain udah disiapkan. Tetapi informasi yang didapat katanya langsung akan dibawa ke Panaragan, Kabupaten Tulangbawang, " kata Husin kepada Tribun Lampung.
Pantauan Tribun Lampung di lokasi, warga sekitar berkumpul termasuk Babinsa Rajabasa Nyunyai Pelda Joko Pandoyo.
Terlihat warga bingung dan kaget mendengar kabar Rido mengalami kecelakaan.
Baca: Daftar Pria Beristri yang Dikabarkan Tersihir oleh Pesona Jennifer Dunn
Rido Junianto (18) dikenal bekerja sebagai tukang semir sepatu di daerah Universitas Lampung.
Ia bekerja mulai dari pagi hari hingga siang, aktivitas selanjutnya bersekolah di SMK Mutiara Kelas X.
Salah Satu Warga, Erma (50) mengatakan bahwa korban biasa kerja sebagai semir sepatu di daerah Kampus Universitas Lampung.
"Biasanya kerja dari pagi sampai siang, karena siang masuk sekolah. Jadi kerja sebagai semir sepatu di Unila. Tapi anaknya baik dan ramah dengan tetangga, " kata Erma kepada Tribun Lampung.
