Duh Gimana Rasanya Ya? Kakek 63 Tahun Tak Berhenti Orgasme Gara-gara Kecanduan Ini

Duh Gimana Rasanya Ya? Kakek 63 Tahun Tak Berhenti Orgasme Gara-gara Kecanduan Ini

Editor: Reny Fitriani
Dok Intisari
Ilustrasi 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Duh Gimana Rasanya Ya? Kakek 63 Tahun Tak Berhenti Orgasme Gara-gara Kecanduan Ini 

Setiap orang pasti mengharapkan orgasme ketika berhubungan seks dengan pasangannya. Tapi bagaimana bila orgasmenya terus-menerus? Dan bagaimana rasanya?

Baca: Satpol PP Tertibkan Ratusan Bendera dan Pamlfet Jelang Natal dan Tahun Baru

Soal itu coba tanyakan kepada laki-laki 63 tahun ini, yang tak berhenti orgasme gara-gara kecanduan stimulasi prostat.

Baca: Damri Siap Ganti Barang Penumpang yang Ikut Hangus Dalam Kebakaran Bus

Dilaporkan dalam jurnal Clinical Anatomy, seorang pria berusia 63 tahun tidak bisa berhenti orgasme setelah mencoba stimulasi prostat.

Ceritanya, pria yang tidak disebutkan namanya tersebut mulai menggunakan permainan seksual untuk mengurangi inflamasi pada prostatnya.

Dikombinasikan dengan tadalafil, obat untuk disfungsi ereksi dan infeksi saluran kemih, permainan seksual tersebut mampu menyembuhkan inflamasinya.

Akan tetapi, pria tersebut menjadi kecanduan stimulasi prostat, dan belakangan mampu orgasme hanya dengan telentang.

Namun, rupanya terlalu banyak orgasme juga tidak baik.

Peneliti asal Inggris, Roy Levin, menulis, subyek ini menemukan bahwa meskipun orgasmenya sangat menyenangkan, dia bisa menghabiskan terlalu banyak waktu mengalaminya.

Masalah menjadi semakin pelik karena pria tersebut punya masalah nyeri pada lehernya yang semakin menjadi-jadi ketika orgasme sambil telentang.

“Sangat sulit bagi pria tersebut untuk berhenti mengalami orgasme ini dan mengembalikan dirinya menjadi normal,” tulis Levin.

Untungnya, pria tersebut berhasil mengurangi kecanduan ini dan kembali pada hubungan seksual biasa, walaupun dia tetap orgasme hingga sepuluh kali tanpa stimulasi sebelum ejakulasi.

Berdasarkan kasus ini, Levin mengonklusikan bahwa stimulasi prostat bisa menghasilkan orgasme yang lebih kuat daripada hubungan seksual biasa, dan mungkin mampu mengubah otak bila dilakukan berulang-ulang.

Halaman
12
Sumber: Intisari Online
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved