Waspada ! Terompet Tahun Baru Dapat Picu Penyakit Difteri yang Mematikan Lewat Ludah
Tapi, lantaskah terompet tak memiliki dampak buruk? Jangan buru-buru menyimpulkan.
Penulis: Salma Fenty Irlanda | Editor: Salma Fenty Irlanda
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID --Perayaan tahun baru selalu identik dengan pesta kembang api dan suara terompet yang bersahutan.
Di Indonesia, ketika mendekati malam tahun baru, masyarakat berbondong-bondong membuka lapak yang menjual berbagai aksesori pelengkap pesta pergantian tahun, salah satunya adalah terompet.
Baca: Jelang Tahun Baru 2018, Ini Komentar Netizen Tanggapi Fenomena-fenomena Unik Sepanjang 2017
Sejak kembang api mulai dibatasi karena dianggap berbahaya, terompet masih menjadi pilihan yang tepat untuk berpesta.
Tapi, lantaskah terompet tak memiliki dampak buruk?
Jangan buru-buru menyimpulkan.
Masih ingat pada wabah difteri yang marak beberapa minggu lalu?
Meskipun sudah jarang diulas, rupanya wabah difteri belum sepenuhnya hilang.
Baca: Catat, Ini 9 Quotes Motivasi Agar Kalian Optimis Bikin Resolusi 2018
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri corynebacterium ini masih menjadi momok di sebagian masyarakat.
Bukan tanpa sebab, penyakit ini ditengarai sangat mudah menular.
Bahkan, di beberapa provinsi di Indonesia, difteri dianggap sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB), dikarenakan banyak memakan korban jiwa.
Melansir doktersehat, Minggu (31/12/2017), Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) baru-baru ini mengeluarkan peringatan pada masyarakat untuk waspada dan tidak sembarangan membeli terompet untuk malam pergantian tahun, mengingat, kasus difteri masih rentan terjadi.
"Hingga saat ini, 43 anak harus meregang nyawa akibat dari difteri. Sebagian korban adalah anak usia di bawah lima tahun," terang Sitti Hikmawatty, Komisioner Bidang Kesehatan KPAI.
Sitty menambahkan, ada total 780 kasus difteri di Indonesia.