Berita Video Tribun Lampung

Yuk, Wisata Sejarah di Situs Purba Pugung Raharjo, Lampung Timur

Situs kepurbakalaan Pugung Raharjo secara administratif berlokasi di Desa Pugungraharjo, kecamatan Jabung, kabupaten Lampung Timur.

Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung/Dennish
Piramida di Pugung Raharjo 

Laporan Reporter Tribun Lampung Dennish Prasetya

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Lampung ternyata menyimpan banyak peninggalan masa lampau yang sangat kaya. Bahkan, peninggalan itu berusia sangat tua yakni dari zaman pra sejarah.

Salah satu lokasi tempat tersimpannya situs purbakala jaman megalitik di Lampung adalah di Taman Purbakala Pugung Raharjo. Situs kepurbakalaan Pugung Raharjo secara administratif berlokasi di Desa Pugungraharjo, kecamatan Jabung, kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung, serta berada pada ketinggian 80 m dari permukaan laut.

Baca: Wah, Chelsea Islan Dapat Restu dari Ibunda Daffa Wardhana: Orangnya Baik Sih Insyaallah

Situs Pugungraharjo ditemukan pada tahun 1957 oleh penduduk setempat yang terdiri atas warga transmigran sewaktu penebangan hutan. Beberapa penebang hutan, yakni Barno Raharjo, Sardi, Karjo dan Sawal melaporkan hasil penemuan tersebut kepada Dinas Purbakala. Salah satu dari temuan awal tersebut adalah sebuah arca yang dikenal sebagai arca yang bercirikan masa klasik dan berlanggam Budhis.

Baca: Meski Harus Tertunda, Ini Nih Bocoran Bulan Madu Rifky Balweel dan Biby Alraen

Sebenarnya, pengungkapan tradisi megalitik di Sumatera telah banyak dilakukan para pakar jauh sebelum Indonesia merdeka, antara lain Tombrink, Steinmetz, Ullman, Schnitger, Van der Hoop, dan Funke. Namun Pugungraharjo yang ditemukan oleh para transmigran ini, tidak dikenal oleh para peneliti tersebut.

Selang beberapa tahun sejak ditemukan, tepatnya pada tahun 1968, dilakukanlah penelitian awal oleh Lembaga Purbakala yang dipimpin oleh Drs. Buchori. Pada tahun 1973, Lembaga Purbakala dan Peninggalan Nasional bekerjasama dengan Pennsylvania Museum University melakukan pencatatan dan pendokumentasian kepurbakalaan Pugungraharjo yang hasilnya dituangkan dalam Laporan Penelitian Sumatera.

Penelitian terus berlanjut dan pada tahun 1980 dilakukan ekskavasi, yang menghasilkan kesimpulan bahwa kompleks megalitik Pugungraharjo memiliki luas sekitar 25 ha.

Di Taman Purbakala Pugung Raharjo terdapat punden berundak yang bentuknya seperti piramida di Mesir. Bukan cuma satu tetapi ada 13 piramida berukuran mini. Para peneliti pun menilai, Situs Pugung Raharjo sangat unik. Sebab, peninggalan-peninggalan zaman megalitik (dari tahun 2500 SM), klasik (Hindu-Buddha) sampai Islam terdapat lengkap. Memasuki areal Pugung Raharjo, anda akan menemukan hamparan hijau parit tanah yang ditumbuhi rerumputan tertata rapih.

Tepat di tengah terdapat semacam gapura batu. Di samping parit tanah yang ternyata merupakan benteng primitif sepanjang 1,2 km itu, terdapat jalanan berbatu untuk pengunjung melakukan tracking untuk menuju situs-situs yang ada di sana. Uniknya meski berbentuk parit, benteng ini tidak pernah tergenangi air meski hujan deras. Bahkan pernah saat banjir beberapa tahun lalu, areal situs tidak terkena banjir.

Batu Berlubang, batu berlubang terdapat di bagian timur situs, yakni dekat mata air. Batu berlubang terbuat dari batu kali berwarna hitam abu-abu yang terdapat empat lubang di bagian permukaan batu yang datar. Terdapat 19 batu berlubang di situs ini. Fungsi batu berlubang ini kemungkinan untuk melumatkan sesuatu yang perlu dihaluskan, serta berkaitan dengan upacara kematian. Lumpang Batu, terdapat dua buah lumpang batu di situs Pugungraharjo, yakni di sawah di sebelah timur situs, sedangkan yang lain berada di dekat batu mayat.

Batu Bergores, temuan empat buah batu bergores terdapat di tepi sungai kecil di sisi selatan situs. Bentuk goresan berupa garis-garis dengan lekukan sebesar jari namun jelas menunujukkan hasil karya manusia.

Kompleks Batu Kandang (Batu Mayat), berupa sekelompok batu besar yang disusun dalam bentuk empat persegi dengan arah hadap timur dan barat. Di bagian tengah kelompok batu besar ini terdapat batu yang oleh penduduk setempat disebut dengan batu mayat. Batu tersebut berbentuk bulat panjang yang di kedua ujungnya dipahatkan phallus (lambang alat kelamin laki-laki).

Keramik, sebaran keramik yang ditemukan di situs Pugungraharjo cukup luas dimana kronologi keramik tersebut mulai dari abad ke-8 hingga abad ke-17 M. Keramik asing yang ditemukan di situs ini berasal dari Dinasti Tang, Cing, Sung, dan Ming. Bukti ini menunujukkan bahwa perdagangan atau pelayaran di abad 10 hingga abad 16 M di kawasan Way Sekampung sangat ramai. Bahkan melalui Way Sekampung inilah dicurigai sebagai jalur masuknya Islam ke Lampung Tengah, mengingat ditemukan medalion Sam Pho Khong di daerah ini.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved