Ribuan Belalang Setan Serang Gunungkidul, Begini Dampaknya jika Mengenai Kulit

Upaya ini lebih efektif untuk mengurangi populasi hewan beracun yang memiliki nama ilmiah Aularches miliaris ini.

kompas.com
Petugas menunjukkan belalang setan yang dibasmi secara mekanis di wilayah Desa Karang Rejek, Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, YOGYAKARTA - Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Yogyakarta, melakukan pengendalian mekanis atau menangkap satu per satu belalang setan.

Upaya ini lebih efektif untuk mengurangi populasi hewan beracun yang memiliki nama ilmiah Aularches miliaris ini.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul Bambang Wisnu Broto mengatakan, pihaknya melakukan pengendalian mekanis dengan cara mengambil belalang secara langsung. Belalang ini berbeda dari jenis lainnya karena lebih jinak dan tidak akan terbang meski ada yang mendekat.

Baca: 4 Ton Daging Celeng Dibakar

"Upaya ini antisipasi serangan lebih besar memutus siklus tidak tumbuh terus populasinya," kata Bambang saat ditemui di ladang wilayah Desa Karangrejek, Wonosari, Jumat, 26 Januari 2018.

Ia mengatakan, para petani dan petugas dari Unit Pelaksana Teknis Dinas Balai Proteksi Tanaman Pertanian (UPTD BPTP) Dinas Pertanian Yogyakarta melakukan upaya pengurangan populasi, lalu dimusnahkan.

Baru tahun ini serangan serangga tersebut muncul di Gunungkidul. "Semoga dengan upaya dan sosialisasi kepada petani bisa mengurangi populasi belalang setan ini," tutur Bambang.

Kepala Balai UPTD BPTP Dinas Pertanian Yogyakarta Suparjono mengatakan, upaya mekanis dengan cara menangkap satu per satu lebih efektif dibanding kimiawi. Sebab, serangan hewan ini terjadi tidak mengelompok dan dikhawatirkan belalang akan kebal.

Baca: Belalang Sembah Miliki Perilaku Berburu yang Mengerikan, Suka Memakan Otak Burung Hidup-hidup

Tahun 2015, serangan pernah terjadi di Guwosari, Pajangan, Bantul. "Sebenarnya ini belalang yang habitatnya di hutan. Mungkin kekurangan makanan, lalu turun ke tengah ladang," ucap Suparjono.

Serangga herbivora ini memiliki upaya perlindungan diri dengan mengeluarkan busa, jika dipegang akan menimbulkan efek gatal. Saat melakukan penangkapan pun petugas menggunakan sarung tangan, dan beberapa petugas lainnya menggunakan kacamata khusus.

"Jika kaget, belalang ini akan mengeluarkan busa dan suara mirip jangkrik. Belalang ini jinak, tetapi mengeluarkan busa. Bagi yang tidak tahan bisa gatal," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Desa Karangrejek Marjono mengatakan, baru kali ini ada ribuan belalang setan yang menyerang tanaman di wilayahnya. Biasanya ada, tetapi populasinya tak sebanyak ini.

Pada tahun ini serangan serangga ini sudah terjadi dalam dua bulan terakhir, dengan luasan lebih kurang 5.000 meter persegi lahan pertanian yang berada di perbatasan Desa Karangrejek dan Baleharjo.

"Biasanya hanya satu atau dua ekor, tahun ini banyak mencapai ribuan," kata Marjono.

Dia menceritakan, beberapa warga pernah mencoba memasak seperti belalang kayu, tetapi belalang setan memiliki rasa yang pahit.

"Pernah ada seorang warga yang memasak, tetapi setelah dicoba satu ternyata rasanya pahit, dan tidak diteruskan lagi memakannya," ucapnya. (*)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved