Penutupan Perlintasan KA di Kawasan Bakso Setan Belum Terlaksana
Rencana PT KAI untuk menutup perlintasan liar di Gang Danau Toba atau persis di dekat Warung Bakso Setan dan Jaga Baya II
Penulis: andreas heru jatmiko | Editor: soni
Laporan Reporter Tribun Lampung Andreas Heru Jatmiko
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Rencana PT KAI untuk menutup perlintasan liar di Gang Danau Toba atau persis di dekat Warung Bakso Setan dan Jaga Baya II atau di belakang Taman Makam Pahlawan Bandar Lampung belum terlaksana.
Baca: Artis Cantik Ini Alami Kecelakaan Lalu Lintas, Lihat Yang Dilakukannya Setelah Mobilnya Ditabrak
Pantau Tribun,Sabtu (24/2), perlintasan kereta api liar hanya dapat dilewati pengendara roda dua karena terpasang palang. Di tempat tersebut juga terpasang banner dengan tulisan awas ada kereta api. Sebelumnya PT KAI menutup lima titik cikal bakal tanah sebidang yaitu Kecamatan Kedaton dan Kecamatan Way Halim. Kelima titik itu yakni Gg. Danau Inaba, Gg. Danau Tawar, Gg. Bakung (Kel. Surabaya), Gg. Tangkil 1, Gg. Tangkil 2 (Kel. Kedaton).
Baca: Sabu 3 Ton, Brigjen Eko Daniyanto: Itu Info Hoaks
Warga Surabaya, Dani (29) mengatakan penutupan yang dilakukan pihak PT. KAI sebenernya bukan kurang tepat tetapi seharusnya melihat lokasi yang dinilai pantas ditutup. Karena ada dua lokasi yang rawan kecelakaan di daerah tersebut.
"Saya bukan tidak setuju tetapi merasa kurang tepat. Memang jelas mereka punya pertimbangan menutup Gang Bakung tempat saya tinggal. Warga sebenarnya juga tahu kereta lewat, malah kadang kasih tahu orang yang mau lewat. Justru ada gang lain yang rawan kecelakaan tidak segera ditutup, yaitu Gang Danau Toba dan Jagabaya II, " kata Dani saat diwawancara, Tribun Sabtu (24/2).
Warga lain, Rumiah (52) mengatakan sudah empat puluh tahun tinggal di Kelurahan Surabaya dan di Gang Danau Toba belum ada cerita ada kecelakaan kereta api. Justru dua gang lain tidak ditutup oleh pihak terkait.
"Saya selama tinggal di sini di Gang Bakung gak pernah ada kecelakaan karena jelas tahu dan dan kapan kereta api akan lewat. Saya gak masalah ini gang di tutup, tetapi kenapa gang lain yang sudah merebut nyawa tidak di tutup. Sebenarnya alasannya apa, harusnya tahu dan resikonya jelas bisa mati, " kata wanita penjual gorengan dan pecel itu.
Warga Jagabaya, Herman (60) mengatakan gang yang ditutup oleh PT KAI di daerah Surabaya. Tapi gang yang berlokasi di Jagabaya II tidak mengetahui apakah akan ditutup atau tidak. Yang jelas memang di lokasi tersebut sangat padat dan ramai kendaraan roda dua melewati perlintasan tersebut.
"Saya dengar di daerah Surabaya dan ada perlintasan ditutup milik warga. Tapi memang yang padat di dekat Warung Bakso Setan itu, bahaya juga di sana udah makan korban. Kalau Jagabaya II ini saya gak tahu ditutup tidak, karena semua orang lewat di sini, padat takut juga lihatnya, " kata pria berambut putih itu.
Pantau Tribun di dua lokasi, dalam sepuluh menit kendaraan roda dua yang melintas mencapai 120. Sementara di Gang Jagabaya II persis di belakang Makam Pahlawan dalam sepuluh menit kendaraan roda dua mencapai 110.
Kendaraan yang melintas terlihat susah payah ketika melintas di perlintasan Gang Danau Toba, bahkan banyak kendaraan roda dua tersangkut.
Ditempat terpisah, Manager Humas PT KAI Drive IV Tanjungkarang Franoto Wibowo membenarkan bahwa telah menutup lima cikal bakal perlintasan sebidang atau perlintasan liar. Lokasi tersebut yaitu untuk Kecamatan Kedaton dan Kecamatan Way Halim. Kelima titik itu yakni Gg. Danau Inaba, Gg. Danau Tawar, Gg. Bakung (Kel. Surabaya), Gg. Tangkil 1, Gg. Tangkil 2 (Kel. Kedaton)
"Alasan kami jelas untuk keselamatan warga dan resikonya juga tinggi. Jadi kelima gang tersebut kami tutup dan tidak boleh untuk melintas lagi. Jadi saya harap warga menyadari hal itu, " kata Franoto.
Franoto menambahkan PT. KAI sudah sejak lama berencana akan membangun delapan underpass salah satunya di Urip
Sumoharjo, semua sudah direncanakan oleh kementerian.