Geger Dugaan Kapolsek Selingkuh, Begini Analisa Psikolog
Ketika bicara kasus perselingkuhan, sebenarnya tidak bisa menyalahkan satu pihak saja. Kedua belah pihak sama-sama berperan.
Penulis: Romi Rinando | Editor: soni
Laporan Reporter Tribun Lampung Romi Rinando
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Ketika bicara kasus perselingkuhan, sebenarnya tidak bisa menyalahkan satu pihak saja. Kedua belah pihak sama-sama berperan.
Perselingkuhan juga tidak hanya rentan pada usia pernikahan dini. Karena tidak sedikit pasangan yang usia pernikahannya sudah lama, tapi terjadi perselingkuhan.
Baca: Waduh! Puluhan Kelas SMA Negeri Kosong Tanpa Guru, Murid Kompak Membolos
Menurut Psikolog Universitas Lampung, Diah Utaminingsih, sebenarnya yang menjadi salah satu latar belakang perselingkuhan yakni kurangnya komunikasi antar suami istri. Komunikasi maksudnya bukan pada sisi kuantitas, tapi lebih pada kualitas.
Baca: Duh, Nia Ramadhani Bocorkan Perilaku Mertuanya yang Konglomerat
"Kualitas komunikasi yang baik yaitu masing-masing pasangan itu mampu menyampaikan apa yang dirasakan, diinginkan, dan disukai. Artinya masing-masing pasangan itu dituntut memiliki kemampuan mendengarkan apa yang diinginkan pasangan," bebernya Rabu malam, 7 Maret 2018.
Dia mengatakan, Jika ada pasangan merasa ingin benar sendiri, mau menang sendiri, atau selalu tidak ingin disalahkan, maka akan sulit menyelesaikan masalah yang terjadi di dalam rumah tangga.
"Perlu juga menjadi perhatian bagi setiap pasangan yang sedang memiliki atau mengalami masalah rumah tangga, agar jangan pernah menyampaikan masalah keluarga atau istilahnya curhat kepada orang yang tidak tepat," tambahnya.
Karena, curhat kepada sosok yang tidak tepat itu kadang bukan menyelesaikan masalah, tapi kerap menimbulkan masalah baru dan makin memperkeruh keadaan.
Tidak perlu juga mengumbar masalah di media sosial. Jika ingin berbagi masalah sebaiknya bisa kepada konselor, psikolog, atau penasihat agama.
Terakhir, masing-masing pasangan harus mampu menjaga komitmen yang sudah diikrarkan pertama kali saat melangsungkan pernikahan.
"Jika masing-masing pasangan punya komitmen untuk mempertahankan pernikahan, maka seberat apapun masalah dalam rumah tangga pasti bisa diselesaikan. Tapi jika tidak ada komitmen, maka akan sulit untuk mempertahakan sebuah pernikahaan," tandasnya.(rri)