Membanggakan, Mahasiswa UBL Raih Perunggu di Pencak Silat International

Kerja kerasnya selama persiapan latihan membuahkan hasil dengan meraih mendali perunggu di The 4th Sebelas Maret International Pencak Silat.

Penulis: Eka Ahmad Sholichin | Editor: Reny Fitriani
Ist
Rio Sevtiawan, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Bandar Lampung (UBL) 

Laporan Reporter Tribun Lampung Eka Ahmad Solichin

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Rio Sevtiawan, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Bandar Lampung (UBL) patut menjadi kebanggaan masyarakat Lampung.

Baca: Bea Cukai Amankan Bus Pembawa 1,4 Juta Batang Rokok Ilegal

Pasalnya, kerja kerasnya selama persiapan latihan membuahkan hasil dengan meraih mendali perunggu pada ajang kompetisi The 4th Sebelas Maret International Pencak Silat PSHT Championship yang diselenggarakan di Universitas Sebelas Maret (UNS) pada tanggal 24-30 Maret 2018.

Baca: Merinding! 4 Hari Sebelum Meninggal, Andika Kerispatih Unggah Ini di Instagram, Pertanda?

Proses bisa mengikuti ajang kompetisi tersebut berawal dari surat proposal undangan kejuaraan dan akhirnya dirinya berniat untuk berangkat mengikuti gelaran tersebut.

Perlombaan ini diikuti oleh -+270 atlet dari negara Polandia, Swis, Thailand, Malaysia, serta beberapa negara lainnya. "Karena kami dapat info mendadak jadi boleh dibilang persiapan kurang maksimal‬," ungkap Rio, saat diwawancara, Selasa, 10 April 2018.

Lampung sendiri mengirimkan sebanyak lima atlet pencak silat yaitu tiga atlet dari Universitas Lampung (Unila) dan dua dari UBL yaitu Rio dan Muhammad Nur Fikri. Rio berhasil menjadi juara ke-3 pada kelas F (70-75 kg) Putra sedangkan Fikri yang masuk kelas G (75-80 kg) putra gugur diperebutan semi final.

Rio mengatakan untuk dapat meraih prestasi tersebut tidaklah mudah sebab faktor waktu persiapan yang kurang maksimal menjadi hal yang dirasakannya sehingga belum bisa tampil cemerlang di kejuaraan ini.

"Saya dan Fikri bersama Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pencak Silat PSHT UBL berlatih kurang lebih satu bulan untuk kejuaraan ini. Dan waktu itu relatif sangat sebentar untuk mendapatkan hasil maksimal," ungkapnya.

Ia pun sempat memporsir waktu latihan dalam rangka mencapai latihan maksimal untuk menghadapi pertandingan kejuaran yakni setiap hari di waktu pagi dan sore hari.

"Ya memang cukup kerja keras latihan. Jadi kalau dalam seminggu itu sebanyak empat kali latihan di pagi dan sore hari. Nah, porsi latihan fisik berkurang tapi porsi teknik mengalahkan lawan di tambah jam untuk berlatih," ungkapnya.

Menurutnya, lawan yang cukup dianggap kuat dalam pertandingan tersebut yakni berasal dari negara Thailand karena pesilatnya jam terbangnya sudah banyak.

"Nah, untuk mengantisipasi lawan seperti mereka, maka kuncinya dengan terus berlatih dan berdiskusi dengan oficcial dan pelatih bagaimana teknik serangan yang digunakan," paparnya.

Lawan yang hebat dan peraturan wasit yang sangat ketat‬, sambung Rio, menjadi tantangan dan kesulitan yang dirasakan Rio selama mengikuti kejuaran.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved