Jadi WNI, Mantan Rival Susi Susanti asal China Ini Tak Peduli Dicap Pengkhianat (2)
Pada tahun 1991, Huang Hua telah berhasil menyabet gelar pemain nomor satu dunia.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, KLATEN - Pada era 1990-an, nama Huang Hua dikenal baik oleh warga Indonesia. Pasalnya, perempuan asal Nanning, Guangxi, China, ini merupakan rival berat pebulu tangkis putri kebanggaan Indonesia, Susy Susanti.
Laga keduanya kerap dinantikan dan memberikan ketegangan bagi para pendukungnya masing-masing. Siapa sangka, Huang Hua akhirnya menetap di Indonesia, tepatnya di Klaten, Jawa Tengah.
Dia tinggal di Klaten setelah menikah dengan pria Indonesia bernama Tjandra Budi Darmawan. Ia pun memutuskan menjadi warga negara Indonesia (WNI).
Saat ditemui di kediamannya pada 1 April 2018, Huang Hua yang kini lancar berbahasa Indonesia bercerita, selama 25 tahun menetap di Klaten, dia tak aktif lagi di dunia bulu tangkis.
Dia memilih menjadi ibu rumah tangga, mengurus tiga putranya, dan membantu suaminya mengembangkan bisnis properti.
Baca: Eks Pebulu Tangkis Nomor 1 Dunia dari China Ini Bersuamikan Orang Klaten (1)
Huang Hua mengaku masih sering berkomunikasi dengan Susi Susanti. Meski menjadi rival berat di lapangan, hubungan keduanya sangat baik.
Dia dan sang suami bahkan juga beberapa kali menyempatkan diri menyambangi dan berdiskusi dengan Susy di markas pelatnas PBSI di Jakarta.

Huang Hua juga tak pernah terpikirkan mengikuti jejak Susy Susanti yang berbisnis peranti bulu tangkis meski juga memiliki modal sebagai mantan pemain nomor satu dunia. Menurut dia, namanya tidak sebesar Susy Susanti di Indonesia.
"Nama saya kurang besar untuk membuat itu. Saya sekarang malah pintar buat bakpao. Siapa tahu bakpao saya laku," tuturnya.
Dianggap berkhianat
Saat menikah, karier Huang Hua sedang bagus-bagusnya. Pada tahun 1991, Huang Hua telah berhasil menyabet gelar pemain nomor satu dunia. Dua tahun kemudian, Huang Hua menerima pinangan Tjandra.
Tjandra lalu menuturkan sulitnya memboyong sang istri keluar dari China. Apalagi, saat itu posisi tim Indonesia dan China masih kuat di dunia bulu tangkis.
"Saat itu mau membawa Huang Hua keluar saja kesulitan. Pasalnya, Huang Hua menjadi aset negara China saat itu," ujar Tjandra.