Jadi WNI, Mantan Rival Susi Susanti asal China Ini Tak Peduli Dicap Pengkhianat (2)
Pada tahun 1991, Huang Hua telah berhasil menyabet gelar pemain nomor satu dunia.
Tak hanya itu, ada pula media di China yang menulis Huang Hua telah berkhianat setelah menikah dengan Tjandra. Oleh karena itulah, Huang Hua memilih tidak bermain bulu tangkis setelah menikah dengan Tjandra.
"Kalau Huang Hua main dari Indonesia, maka finalnya pasti ketemu China. Kalau ketemu China kalah, pasti dikiranya mengalah. Tetapi kalau menang, Chinanya pastinya enggak senang," ujar Tjandra.
Setelah menikah, Huang Hua dan Tjandra tidak langsung tinggal di Klaten. Keduanya memilih tinggal di Amerika Serikat selama beberapa tahun.
Di sana, Huang Hua belajar bahasa, sedangkan Tjandra mengikuti sekolah di penerbangan. Setelah lulus, keduanya pulang ke Indonesia.
Setelah puluhan tahun hidup di Indonesia, Huang Hua sudah akrab dengan masakan Indonesia. Dia menyukai rendang, rawon, ayam goreng, hingga nasi kuning.
Baca: Asli Keren, Bocah 8 Tahun Bertubuh Mengerikan Ini Bisa Tiru Gerakan Bruce Lee Tanpa Cela
"Kalau masak masakan Jawa belum bisa. Tapi kalau masakan China bisa dan enak," ungkap Tjandra.
Tak hanya soal lidah, beberapa waktu lalu, Huang Hua juga diajak Tjandra untuk ikut bermain ketoprak berjudul "Rebut Kuasa" pada perayaan Imlek 2018.
Tjandra berperan sebagai Jagawara dan Huang Hua memerankan istri Jagarawa. Tjandra menerima tawaran main ketoporak yang dimainkan warga Tionghoa itu setelah ada permintaan Pemkab Klaten.

Ditawari melatih
Sekian lama meninggalkan dunia bulu tangkis, Huang Hua tak menampik bahwa dia rindu mengayunkan raket. Dia juga mengaku sempat ditawari menjadi pelatih tunggal putri Indonesia, tetapi ditolaknya.
Bagi Huang Hua, melatih sebuah tim butuh totalitas waktu dan pikiran. Dia akhirnya menolak karena mempertimbangkan perannya sebagai ibu rumah tangga dengan tiga anak.
"Setelah saya bicara dengan suami dan anak-anak, bila saya jadi pelatih, saya harus ke Jakarta. Semua waktu harus fokus melatih, makanya bagi saya sangat berat. Apalagi, bisnis suami saya semuanya di sini," kata Huang Hua.
Baca: Kisah Pilu Kakek Stroke yang Tewas Terpanggang di Kamarnya
Menurut dia, menjadi pelatih tidak bisa sambilan. Seorang pelatih yang baik harus mendedikasikan waktu dan tenaganya secara penuh untuk melatih pemainnya menjadi yang terbaik.
"Semua pelatih yang saya lihat penuh dengan dedikasi dan tidak bisa bekerja sambilan. Jadi, pelatih juga harus mengikuti seluruh perkembangan pemain," ungkap Huang Hua. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Kisah Huang Hua, Mantan Rival Susi Susanti dari China yang Memutuskan Jadi WNI (2)