Anak Anda Kurang Percaya Diri? Ini Trik Mengatasinya
Alih-alih timbul rasa percaya diri berada di lingkungan sosial, sang buah hati malah memilih nyaman berada di sisi orangtua.
Penulis: Ferika Okwa Romanto | Editor: martin tobing
Laporan Wartawan Tribun Lampung Ferika Okwa Romanto
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Orangtua tentu menginginkan sejak usia belia anak memiliki rasa percaya diri.
Jika sebaliknya, mungkin sedikit merepotkan membimbing anak agar percaya diri saat masuk ke lingkungan sosial, seperti kelompok bermain, PAUD, TK atau sejenisnya.
Alih-alih timbul rasa percaya diri berada di lingkungan sosial, sang buah hati malah memilih nyaman berada di sisi orangtua.
Ada juga kondisi, saat si anak di rumah, justru percaya diri melakukan kegiatan bernyanyi atau aktivitas lainnya.
Menurut psikolog Retno Riani, faktor utama anak kurang rasa percaya diri adalah pembawaan sifat atau karakter masing-masing anak dari sejak lahir.
Secara teknis, rasa percaya diri dibagi tiga kategori yakni, kurang percaya diri, percaya diri sesuai, dan percaya diri berlebihan (over confident).
"Membuat anak memiliki rasa percaya diri positif tentunya peran orangtua dan lingkungan sekitar sangat berpengaruh pada perkembangan anak".
"Mengarahkan anak membawa karakter kurang percaya diri sedikit lebih mudah dibanding anak dengan pembawaan sifat over confident," ujarnya.
"Sebab sifat bawaan anak selalu merasa diri di atas rata-rata anak seusianya".
"Padahal, dalam praktiknya kemampuannya tidak demikian".
"Untuk kondisi seperti ini, orangtua dapat mengarahkan agar anak sadar diri dan mampu melihat kemampuannya seutuhnya," ujar Retno.
Lebih lanjut disampaikannya, sikap pemalu erat kaitannya dengan rasa percaya diri.
Tapi, sifat itu bisa dilatih dan diarahkan pada anak.
Faktor lingkungan turut memengaruhi rasa confident anak. Misal, anak mengalami perundungan, dikucilkan dari lingkungan.