Yuk! Besok Malam Nobar Hujan Meteor di Kampus Itera
Pengunjung juga bisa melihat planet Mars, Jupiter, dan Saturnus, serta satelit alami dari masing-masing planet dengan catatan menggunakan teleskop.
Penulis: hanif mustafa | Editor: nashrullah
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Fenomena alam tahunan hujan meteor Lyrid bisa disaksikan langsung di wilayah Lampung.
Bahkan, Lampung menjadi salah satu tempat yang potensial untuk melihat fenomena ini.
Dosen Sains Atmosfer dan Keplanetan Institut Teknologi Lampung (ITERA) Robiatul Muztaba mengatakan, fenomena alam tahunan hujan meteor Lyrid bisa disaksikan di seluruh wilayah di Indonesia.
Baca: Ketua LSM Peras Kepala SMK Rp 24 Juta, Pelaku Ancam Bongkar Penyimpangan Dana BOS
Baca: Pakai Akun Wanita, Pria Ini Tipu Enam Driver Ojol dengan Order Go-Food Fiktif
Baca: Aksinya Viral di Instagram, Ibu Dua Anak Ini Mengaku Mencopet Sejak SMP
"Bukan hanya Lampung, tapi seluruh wilayah di Indonesia dengan syarat langitnya tanpa mengalami gangguan polusi cahaya dan saat langit cerah tidak berawan. Tetapi Lampung menjadi salah satu tempat yang potensial untuk melihat fenomena ini," ujar pria yang akrab disapa Aji, Minggu (22/4/2018).
Menurut Aji, Lampung bisa menjadi potensial karena masih minim akan polusi cahaya, berbeda dengan kota-kota besar seperti Jakarta dan Bandung yang polusinya cukup tinggi.
"Jadi masyarakat Lampung bisa ikut menikmatinya, dan masyarakat bisa langsung melihat dengan mata di mana saja. Menariknya selain hujan meteor lyrid, di waktu yang sama kita juga bisa melihat planet Mars, Jupiter, dan Saturnus, serta satelit alami dari masing-masing planet tersebut dengan catatan menggunakan teleskop," tuturnya.
Aji mengatakan, Unit Pelaksana Teknis Observatorium Astronomi Itera Lampung (OAIL) membuat kegiatan nonton bareng hujan meteor lyrid.
"OAIL mengadakan nonton bareng fenomena hujan meteor lyrid, biar masyarakat juga bisa menikmati bersama, akan diadakan besok (hari ini), 23 April 2018 pukul 19.30-00.00 WIB," kata dosen muda ini.
Baca: Punya 7.300 Ekstasi dan 100 Gram Sabu, Warga Lampura Beruntung Tak Dihukum Mati
Terkait terbentuknya fenomena tersebut, Aji menjelaskan jika hujan meteor lyrid berasal dari serpihan ekor atau ekor debu dari Komet Thatcher C/1861G1.
"Komet ini memiliki periode yang panjang atau cukup lama untuk mengelilingi orbitnya yaitu setiap 415 tahun. Komet ini sendiri baru bisa dilihat sekitar tahun 2276, kalau saat ini kita hanya bisa melihat fenomena hujan meteornya akibat serpihan dari ekor komet tersebut," jelasnya.
Hujan meteor lyrid ini fenomena tahunan yang bisa dilihat sekitar bulan April.
Biasanya sudah mulai terlihat sekitar tanggal 15-25 April, tapi puncaknya rata-rata dari tahun ke tahun antara 22-23 April.
"Kalau untuk tahun ini masyarakat bisa menikmati mulai pukul 10 malam hingga menjelang fajar, rata-rata akan terlihat 10-20 meteor per jam," tutupnya.(*)