Petugas BPS Himpun Data Potensi Desa di Lampung Barat dan Pesisir Barat
Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Barat kembali menurunkan petugas lapangan andalnya.
Penulis: Beni Yulianto | Editor: Yoso Muliawan
LAPORAN REPORTER TRIBUN LAMPUNG BENI YULIANTO
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LIWA - Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Barat kembali menurunkan petugas lapangan andalnya.
Kali ini, 56 petugas BPS turun melakukan Pengumpulan Data Potensi Desa (Podes) di Lampung Barat dan Pesisir Barat.
"Podes ini baik data potensi di desa/pekon/kelurahan, kecamatan, maupun kabupaten," ujar Kepala BPS Lambar Amiruddin melalui rilis, Selasa (2/5/2018).
Amir mengungkapkan, Podes tersebut berlangsung serentak se-Indonesia mulai 2 Mei 2018.
Petugas Podes 2018 yang sudah terlatih, papar Amir, mengunjungi semua pekon dan kecamatan di Lambar sebanyak 31 orang.
Selain itu, 25 orang akan mendata di semua pekon/kelurahan dan kecamatan di Pesbar.
"Podes 2018 menjadi tolak ukur pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, untuk melihat sudah sejauh mana perkembangan dan percepatan pembangunan yang berjalan selama ini," jelas Amir.
"Baik melalui kucuran dana desa maupun sumber dana lainnya yang turun ke desa/pekon," imbuhnya.
Melalui Podes 2018, pihaknya berharap bisa menghasilkan data akurat dan berkualitas.
"Tentunya sangat tergantung dari pemberi informasi, baik tingkat pekon/kelurahan, kecamatan, maupun kabupaten dengan memberikan data yang sebenar-benarnya," kata Amir.
Pihaknya pun berterimakasih kepada Bupati Lambar Parosil Mabsus dan Bupati Pesisir Barat Agus Istiqlal yang mendukung BPS.
Amir mengungkapkan, dukungan itu berupa surat untuk menyukseskan pelaksanaan Podes 2018 yang telah terdistribusi ke tingkat kecamatan dan pekon.
Kepala Seksi Statistik Sosial BPS Lambar YasirWijaya menerangkan, data dari Podes 2017 merupakan sumber data tematik berbasis wilayah yang satu-satunya dimiliki pemerintah saat ini.
"Ada banyak manfaat dari data Podes yang bisa diperoleh. Baik informasi terkait kondisi infrastruktur desa, potensi ekonomi dan sosial, potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam, serta informasi lain di pekon," ujar Yasir.
"Termasuk, pemetaan potensi produk unggulan lokal yang bisa dikembangkan menjadi unit usaha atau BUMP (Badan Usaha Milik Pekon) ke depannya," imbuh Yasir.