Tahu Nggak Sih, Ternyata Senjata Milik Firaun Itu Menggunakan Material dari Luar Angkasa Lho!

Tahun 1907, Pangeran Carnarvon George Herbert meminta arkeolog Inggris, Howard Carter mengawasi proses penggalian di situs Mesir kuno.

Editor: Teguh Prasetyo
Museum
Arkeolog Howard Carter saat meneliti Mumi Tutankhamen yang ditemukan pada tahun 1922 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Pada tahun 1907, Pangeran Carnarvon George Herbert meminta seorang arkeolog inggris sekaligus ahli kimia Howard Carter untuk mengawasi proses penggalian di situs Mesir kuno di Lembah Para Raja.

Pada tanggal 4 November 1922, kelompok Carter ini berhasil menemukan petunjuk yang mengarah pada keberadaan makam Tutankhamun.

Baca: Tepat Hari Ulang Tahunnya, Rasyid Rajasa Antarkan Istrinya, Adara Taista ke Peristirahatan Terakhir

Mereka kemudian menghabiskan waktu selama berbulan - bulan untuk menelusuri petunjuk itu.

Hingga akhirnya pada Februari 1923 mereka berhasil menemukan sarkofagus, tempat yang digunakan untuk menyimpan mumi.

Inilah awal dari temuan makam Tutankhamun atau King Tut.

Ia merupakan seorang firaun Mesir dari dinasti ke 18, dan memerintah antara 1332 SM dan 1323 SM. Dia diketahui merupakan putra Akhenaten dan naik tahta pada usia sembilan atau sepuluh tahun.

Saat dia menjadi raja, dia menikahi saudara tirinya, Ankhesenpaaten. Dia meninggal pada usia 18 tahun dan penyebab kematiannya tidak diketahui.

Baca: Inilah 5 Fakta Tentang Pernikahan Kimmy Jayanti dengan Greg Nwokolo, dari Gaun hingga Lokasi!

Adapun bersamaan dengan temuan itu, ditemukan pula sejumlah artefak berlapis emas.

Uniknya, berdasarkan penelitian Profesor Peter Pfalzner, dari Universitas Tubingen di Jerman, diketahui bahwa artefak-artefak itu bukan dibuat di Mesir. Melainkan berasal dari Suriah Kuno.

Kesimpulan itu diperoleh dari hasil penelitian terhadap motif artefak yang berbeda.

"Ini sekali lagi menunjukkan peran besar yang dimainkan oleh orang-orang Siria kuno dalam penyebaran budaya selama Zaman Prunggahan," katanya sebagaimana dilansir Mail Online.

Fakta menarik lainnya yakni keberadaan artefak yang bahan dasarnya ternyata bukan berasal dari bumi.

Baca: Wah, Rumah Masa Kecil Sastrawan Pramoedya Ananta Toer akan Jadi Obyek Wisata Sastra

Dikutip dari Live Science, beberapa artefak itu antara lain pisau belati dan perhiasan yang terbuat dari material langka pada zaman perunggu.

Belati yang ditemukan di makam Tutankhamun. Belati yang atas terbuat dari emas, sedangkan Belati di bawahnya terbuat dari batuan meteorit
Belati yang ditemukan di makam Tutankhamun. Belati yang atas terbuat dari emas, sedangkan Belati di bawahnya terbuat dari batuan meteorit (Wikimedia Common)

Menurut sebuah penelitian terbaru, perajin kuno membuat artefak logam ini dengan material besi dari luar angkasa yang dibawa ke bumi oleh meteorit.

Albert Jambon, seorang ilmuwan arkeologi-Prancis dan seorang profesor di Universitas Pierre dan Marie Curie, di Paris menyimpulkan bahwa para perajin kuno ini tahu benar bahan apa yang paling bagus untuk dijadikan perhiasan atau senjata. Sehingga mereka pun mencari batu meteorit untuk mendapatkan material tersebut.

"Besi dari Zaman Perunggu itu berasal dari meteorit, ini membantah anggapan bahwa mereka melakukan peleburan besi di zaman perunggu," tulis Jambon dalam penelitian tersebut.

Baca: Inilah Daftar Lengkap Para Pemenang Billboard Music Awards 2018, Ada Artis Favoritmu?

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved