Bikin Macet Kawasan Ramayana-Chandra, Lapak Pedagang Dekat Rel KA Dibongkar

Tim gabungan menertibkan pedagang kaki lima yang mangkal di bahu jalan dekat area rel kereta api, Jalan Pemuda.

Penulis: Eka Ahmad Sholichin | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung/Eka
Penertiban pedagang di Jl Pemuda 

Laporan Reporter Tribun Lampung Eka Ahmad Solichin

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Tim gabungan menertibkan pedagang kaki lima yang mangkal di bahu jalan dekat area rel kereta api, Jalan Pemuda, Tanjungkarang Pusat, Bandar Lampung, Senin (23/7) pagi. Penertiban dilakukan karena keberadaan para PKL dinilai mengganggu arus lalu lintas hingga kerap menimbulkan kemacetan.

Baca: VIDEO CONTENT – Mustafa Cium Istri Usai Divonis

Pantauan Tribun, penertiban dieksekusi oleh sejumlah anggota Badan Polisi Pamong Praja Bandar Lampung. Mereka membongkar lapak milik sekitar 10 PKL, baik permanen maupun non-permanen. Penertiban turut dipantau beberapa anggota kepolisian dan TNI.

Baca: Gerindra dan PAN Bertemu PA 212, Kenapa PKS Tak Hadir?

"Hari ini kami lebih fokus di sepanjang Jalan Pemuda, mulai dari persimpangan Mal Ramayana sampai pertigaan (depan Chandra)," kata Kepala Bidang Ketertiban Umum Bapol PP Bandar Lampung Jan Roma di sela-sela penertiban.

Jan menjelaskan, pembongkaran menyasar lapak-lapak yang masih dipergunakan PKL maupun yang sudah tidak terpakai.

"Lalu, pangkalan ojek yang bisa mengganggu arus lalu lintas juga dibereskan," ujarnya.

Menurut Jan, penertiban lapak PKL yang mengganggu arus kendaraan di kawasan Ramayana dan Chandra ini sudah menjadi tugas Bapol PP. Baik berdasarkan laporan maupun tanpa adanya laporan. Selain itu, sambung dia, penertiban tersebut juga terkait dengan keselamatan PKL dan warga yang berada tak jauh dari area perlintasan rel KA.

"Ini juga menyangkut keselamatan di perlintasan rel kereta api. Ketika kereta api lewat, sementara warga berdagang di bahu jalan, maka kendaraan dihadapkan pada situasi maju kena, mundur kena. Mau tidak mau, bisa memicu terjadinya kecelakaan," papar Jan.

Ke depan, Bapol PP berharap bahu jalan di kawasan tersebut "bersih" dari PKL. Untuk memastikan kondisi tersebut, Bapol PP akan berkoordinasi intensif dengan Polisi Khusus Kereta Api alias Polsuska.

"Kalau para PKL muncul lagi, masih nekat berjualan di bahu jalan, maka pihak polsuska tinggal telepon. Kami akan langsung bertindak dan membereskannya," kata Jan.

Ada yang Teriak
Teriakan histeris seorang pedagang kaki lima sempat mewarnai jalannya penertiban yang dilakukan anggota Bapol PP. Penyebabnya, satu unit mobil Bapol PP menyenggol awning (atap) lapak milik PKL yang masih berdiri dan sedang dirapikan pemiliknya.
"Sudah dibilang, sabar-sabar. Kecuali, kami tidak bergerak," tukas seorang ibu pemilik lapak tersebut.

Ia pun meminta petugas bertindak adil dalam penertiban di sepanjang bahu Jalan Pemuda tersebut.

"Harusnya adil, jangan pedagang saja. Di depan itu kan ada yang parkir, kok nggak ditertibin," katanya.

PKL lainnya, Yati, pasrah dan siap mengikuti kebijakan penertiban ini. "Kami kan rakyat kecil, ya ikuti ajalah aturan yang ada," ujarnya.

Yati mengungkapkan, sosialisasi penertiban sebenarnya sudah pernah dilakukan. Ketentuannya, jelas dia, para PKL tidak boleh berjualan dengan menempati bahu jalan.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved