Bina Vokalia Sabet Tiga Medali Emas di Ajang BICF 7th 2018

Tim Bina Vokalia asal Indonesia tersebut harus bersaing ketat dengan sebanyak 145 tim paduan suara lainnya yang berasal dari 15 negara pesaing.

Penulis: Eka Ahmad Sholichin | Editor: Reny Fitriani
Ist
Bina Vokalia Sabet Tiga Medali Emas di Ajang BICF 7th 2018 

Laporan Reporter Tribun Lampung Eka Ahmad Solichin

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Latihan dan kerja keras yang dipersiapkan tim vokal SMA Negeri 2 Bandar Lampung yang tergabung dalam Bina Vokalia dalam menghadapi ajang kompetisi Bali International Choir Festival (BICF) 7 th 2018 dari tanggal 24-28 Juli 2018, akhirnya membuahkan hasil.

Tim yang tergabung sebanyak 49 penyanyi, dua conducter, Naning Widayati dan Yusi Indra Adijaya, dua coach Josua Sovianto dan Tian Hestiarto, satu pianist Anthonius Yudha Esma, satu koreografer dan penata kostum, make up Suherlina menyabet sebanyak tiga medali emas di tiga kategori berbeda di ajang tersebut.

Baca: 5 Jenis Buah yang Ampuh Lembabkan Kulit dan Tubuh, Yuk Konsumsi dari Sekarang

Ketiga kategori tersebut yaitu medali emas pop and jazz, medali emas teenagers dan lolos babak championship dan akhirnya meraih medali emas di babak championship. Penentuan mendapatkan medali emas adalah peserta mendapatkan nilai di atas 33.00.

Baca: Kahiyang Melahirkan Secara Sesar, Ini 4 Risiko yang Dihadapi Ibu yang Melahirkan Sesar

Tim Bina Vokalia asal Indonesia tersebut harus bersaing ketat dengan sebanyak 145 tim paduan suara lainnya yang berasal dari 15 negara pesaing di antaranya Canada, China, Japan, Latvia, Lithuania, Malaysia, Myanmar. Kemuduian, New Zealand, Philippines, Poland, Singapore, South Korea, Thailand, USA, dan Venezuela.

Beragam pengalaman tentunya didapat dari anggota Tim Bina Vokalia yang mengikuti kompetisi BICF 7 th 2018 di antaranya Hairunisza Putri Maharani, Rachellen Argatha Sirait, dan Dheby Azansky.

Hairunisza atau yang akrab disapa Inez membagi pengalaman serunya selama bergabung dan berlatih bersama Tim Bina Vokalia. Dirinya berlatih sejak delapan bulan lamanya yaitu dari Desember 2017 - Juli 2018.

Kalau menguasai lagu tergantung tingkat kesulitannya karena paduan suara dibuat ramai untuk mengisi kekurangan dengan kelebihan yang dimiliki individu masing-masing.

"Ya dengan bersama-sama nada-nada itu akan menjadi harmoni yang indah," tuturnya, Selasa (31/7).

Hal yang paling sulit dirasakan adalah karena jenis suaranya sopran sulit untuk menjangkau nada-nada tinggi. "Dan Alhamdulilah menjelang perlombaan kami berhasil menjangkau nada-nada tinggi itu," katanya.

"Kalau duka sih gak ada karena kami di sini kan menyalurkan hobi kami. Kalau sukanya banyak karena punya pengalaman baru yang belum pernah dirasakan yaitu punya keluarga baru, Bina Vokalia. Dan itu jadi keluarga kedua saya dan suka sedih karena sekarang kan udah jarang latihan," sambungnya.

Tim paduan suara negara China adalah lawan yang dianggap bagus dan kualitas suara mereka juga bagus perindividualnya. Walaupun begitu, tetap percaya diri saja dengan apa yang sudah dilatih.

"Kami tanamkan saja bahwa kami bertekad harus lebih bagus dan selalu berusaha menjadi lebih baik. Karena kami percaya usaha tidak pernah menghianati hasil," ungkapnya.

Rachellen menuturkan selama pelatihan hingga perlombaan lebih banyak merasakan suka karena belajar hal-hal baru yang belum pernah didapatkan di tempat lain. Selain belajar menyanyi, juga dilatih dalam hal kerja sama, mandiri, dan disiplin.

"Kalau sedihnya, karena waktu begitu cepat berlalu, sehingga sudah jarang bertemu," kata gadis peraih juara 1 FLS2N 2018 se-Bandar Lampung tersebut.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved