Berurai Air Mata, Anggota Paskibraka Nasional Ceritakan Sikap Pemerintah Atas Prestasinya
Biasanya para peserta disambut dengan meriah oleh pemeritah daerah, karena berhasil mengharumkan nama daerahnya di kancah nasional.
Penulis: Heribertus Sulis | Editor: Heribertus Sulis
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Anggota Paskibraka Nasional sudah menyelesaikan tugasnya menaikkan dan menurunkan bendera merah putih di Istana Negara pada 17 Agustus lalu.
Setelah melakukan berbagai serangkaian acara pascabertugas, para anggota yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, kembali ke daerahnya masing-masing, Kamis (23/8/2018)
Biasanya para peserta disambut dengan meriah oleh pemeritah daerah, karena berhasil mengharumkan nama daerahnya di kancah nasional.
Baca: Jangan Lewatkan! Link Live Streaming Indosiar Bulutangkis Asian Games 2018 Jumat 24 Agustus 2018
Tak satu pun yang menyambutnya dari pihak Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar, kecuali keluarga dan para warga desa yang berasal dari tanah kelahirannya tersebut.

Melihat temannya disambut dengan meriah membuat hatinya berkecil hati dan merasa seperti tidak dianggap sama sekali, padahal dia menorehkan prestasi dan menjadi Komandan Kelompok (Danpok) 17 Paskibraka Nasional.
Curahan hati kesedihan Aditya Firdika dihadapan masyarakat Desa Salo yang menyambutnya pun menjadi viral setelah dibagikan akun facebook Dewie Sartika Ceniees.

“Saya berangkat dari Jakarta menuju Riau Pukul 08:30 dan tiba bandara Sultan Syarif Kasim II pukul 10:00. Disana saya di sambut pemprov Riau. Saya sampai ke Provinsi Riau di antar oleh Kemenpora Republik Indonesia.
Namun yang membuat saya haru kan ketika saudari rekan seperjuangan saya disambut meriah dan dijemput Dinas Dispora Kabupaten Kuansing.
Saya sedih, saat rekan saya disematkan selendang dan karangan bunga. Sedangkan saya tak ada yang menyambut. Kemudian saya pun ikut disematkan karangan bunga oleh Dispora Kuansing, tidak ada satu orangpun dari Dinas Kabupaten Kampar”.
“Saya tidak meminta apa-apa tapi setidaknya tolong hadir disaat saya kembali ke Riau. Tapi saya merasa senang dan bangga ketika sampai di Salo, saya disambut oleh masyarakat Salo Timur”.
Dewi Sartika Caniees juga menuliskan bahwa ternyata Adytia ketika diberangkatkan ke Jakarta untuk mengikuti karantina tidak ada keterlibatan Pemkab Kampar.
Adyt saapan akrab Adytia berangkat dari rumahnya di Desa Salo Timur menuju Pekanbaru hanya diantar oleh kedua orang tuanya menggunakan mobil rental.
Sesampai di Pekanbaru Aditya disambut oleh Gubernur Riau.
Adit mulai dikarantina di Ibu Kota Jakarta pada tanggal 25 Juli sampai 23 Agustus 2018.
