Asian Games 2018
Cerita Inspiratif Atlet Berprestasi Indonesia, Ada Tukang Lipat Parasut Hingga Buruh Cuci
Prestasi Indonesia di event olahraga empat tahunan ini tak bisa lepas dari kontribusi dan perjuangan para atlet di atas lapangan.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Kiprah Indonesia di ajang Asian Games 2018 dianggap yang terbaik sepanjang sejarah.
Hingga Selasa, 28 Agustus 2018 pukul 22.30 WIB, kontingen Merah Putih masih kukuh di peringkat keempat klasemen sementara Asian Games 2018 dengan koleksi 24 medali emas, 19 perak, dan 29 perunggu.
China tak tergoyahkan di puncak klasemen dengan raihan 97 emas, 64 perak, dan 45 perunggu.
Prestasi Indonesia di event olahraga empat tahunan ini tak bisa lepas dari kontribusi dan perjuangan para atlet di atas lapangan.
Ternyata, banyak cerita inspiratif yang berada di balik sukses para atlet Indonesia.
Berikut di antaranya:
1. Lena dan Leni

Lena dan Leni adalah anak pasangan Surtinah dan Toni'ah yang berprofesi sebagai buruh tani di Desa Karangkerta, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Kedua saudari kembar itu memang menyukai olahraga. Sepak takraw akhirnya dipilih untuk bisa bersekolah dengan gratis.
"Saya dan Leni ikut sepak takraw karena dapat informasi bahwa ada beasiswa di SMA kalau ikut takraw. Tanya temen, mau ikut takraw karena katanya sekolahnya bisa gratis gitu. Jadi ya udah, kami mendadak ke takraw karena mau sekolah itu, sekitar tahun 2006," ujar Lena.
Sejak saat itu, tepatnya 2006, Lena dan Leni tekun berlatih hingga prestasi datang satu demi satu. Misalnya menjadi juara di ajang Pekan Olahraga Pelajar se-Jawa Barat, Pekan Olahraga Daerah, dan Kejurnas mewakili Jawa Barat.
Baca: Daftar Harga Tiket Closing Ceremony Asian Games 2018, Begini Cara Membelinya
Lalu pada tahun 2007, keduanya diajak bergabung ke pelatnas. Bagi si Kembar, hidup dalam kesederhanaan sebagai keluarga butuh tani bukanlah halangan.
Kondisi tersebut menjadi tempaan mental Lena dan Leni. Satu tujuan yang pasti di benak mereka adalah membahagiakan kedua orangtua mereka.
Meskipun sempat menjadi buruh cuci untuk membayar uang seragam sekolah dan menolak untuk menjadi TKI, Lena dan Leni akhirnya menuai hasil manis.
"Dari dulu, saya hanya ingin membahagiakan orangtua. Dan sekarang mereka ikut bahagia. Setidaknya bisa mengubah dari kehidupan yang dulu," kata Lena.