Naiknya Kurs Dolar Tak Pengaruhi Proses Bisnis PTPN VII
Direktur Utama PTPN VII Hanugroho mengatakan, secara umum, kenaikan kurs dolar terhadap rupiah belum berpengaruh kepada proses bisnis PTPN VII.
Penulis: Ana Puspita Sari | Editor: soni
Laporan Reporter Tribun Lampung Ana Puspita Sari
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Menanggapi kenaikan kurs dolar terhadap rupiah, Direktur Utama PTPN VII Muhammad Hanugroho mengatakan, secara umum, kenaikan kurs dolar terhadap rupiah belum berpengaruh kepada proses bisnis PTPN VII.
Hal ini karena fluktuasi harga komoditas agro tidak sedinamis produk manufaktur.
Selain itu, perubahan harga di pasar ekspor mengacu kepada kontrak kerja dengan jangka cukup panjang.
Sehingga, pergerakan kurs sebagaimana yang digunakan dalam perdagangan komoditas agro relatif lambat.
Baca: Optimalisasi Aset, PTPN VII Gandeng BUMN Rancang 3 Proyek Prestisius
"Namun demikian, PTPN VII sebagai entitas bisnis yang mengusahakan produk komoditas ekspor terus memantau dan mengikuti secara seksama pergerakan kurs, terutama dolar. Selain karena banyak komponen produksi yang mengacu kepada kurs mata uang asing, juga karena setiap transaksi komoditas yang dihasilkan selalu mengikuti tren nilai tukar mata uang asing," jelasnya kepada Tribun, Rabu (5/9).
Baca: Peringati HUT ke-73 RI, 1.177 Karyawan PTPN VII Terima Yubelium
Ia menambahkan, PTPN VII adalah BUMN bidang agro yang mengusahakan empat komoditas yakni kelapa sawit, karet, gula, dan teh.
Dari empat komoditas itu, karet adalah produk dominan membidik pasar ekspor sedangkan kelapa sawit dan teh, meskipun diproyeksikan untuk ekspor, tetapi pasar lokal masih banyak menyerap produksi dari PTPN VII.
Sementara gula pasir, semuanya untuk memenuhi pasar lokal.
Komoditas karet yang diproduksi PTPN VII adalah produk bahan baku atau setengah jadi.
Yakni, produk karet alam dalam bentuk lembaran berbagai grade sebagai bahan baku berbagai barang consumers good, diantaranya SIR 20, SIR 3L, & RSS I.
Perdagangan karet olahan PTPN VII dipengaruhi salah satunya dari pergerakan harga SICOM.
"Oleh karena itu, penguatan dolar terhadap rupiah yang terjadi saat ini tidak secara signifikan menambah nilai pendapatan pada komoditas karet PTPN VII. Sebab, pada saat kurs dolar meningkat harga karet melemah," imbuh dia.
Sementara itu, untuk komoditas kelapa sawit, jumlah produksi PTPN VII masih lebih banyak diserap pasar nasional.
Berbagai produk consumers good yang menggunakan bahan baku crude palm oil (CPO) dari kelapa sawit, seperti minyak goreng, masih membutuhkan pasokan lokal.
Jikapun ada ekspor CPO produk PTPN VII dilakukan oleh pihak ketiga.
Untuk produk teh, posisinya masih sama dengan karet.
Perubahan kurs dolar terhadap rupiah, hingga saat ini belum mengubah struktur penjualan maupun keuangan PTPN VII. (ana)
---> Jangan lupa subscribe Channel YouTube Tribun Lampung News Video