Buat Busana Fantasi Berbahan Tapis untuk Acara di Transmart Lampung, Made Habiskan Rp 500 Ribu

Ragam cara dilakukan untuk melestarikan kebudayaan Lampung, salah satunya melalui fashion show busana etnik Lampung di Transmart Lampung.

Tribun Lampung/Sulis Setia
Made dan Busana Tapis Fantasi karyanya 
Laporan Reporter Tribun Lampung Sulis Setia Markhamah
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Ragam cara dilakukan untuk melestarikan kebudayaan daerah Lampung, salah satunya melalui fashion show busana etnik Lampung yang dihelat Transmart Bandar Lampung. 
Peserta nomor 30 Made, saat ditemui Tribun di lokasi fashion show, nampak menunggu gilirannya tampil memeragakan busana di panggung.
Diakuinya, sudah berada di lokasi dengan pakaian seberat 5 kilogram sedari pukul 12.30 WIB, Sabtu (29/9/2018).
Sementara hingga pukul 13.00 WIB yang tampil baru nomor 05.
"Dibawa seneng aja biar nggak kerasa berat.  Sebenarnya sayapnya aja yang agak menganggu karena lebarnya 3 meteran lebih," ujar alumni Pendidikan Seni Tari Universitas Lampung ini. 
Persiapan kostum hanya dilakukan dalam waktu satu minggu. Desainnya dibuat sendiri dibantu satu rekannya dengan bahan busa hati.
"Tema pakaiannya Suluh Lom Sigokh. Busana warna merah yang mengenakan siger Saibatin, " bebernya. 
Bermodal Rp 500 ribu, desain baju etnik ini akhirnya terwujud sesuai keinginannya.
Sekalipun tidak menang nantinya baginya tidak masalah karena motivasi mengikuti fashion show untuk menambah dan menggali kreativitasnya.
"Saat kuliah kan ada juga mata kuliah tata rias dan busana. Jadi ada skill yang dimiliki," cerita warga Sukabumi, Bandar Lampung ini. 
Diakuinya baru kali ini mengikuti fashion show. Biasanya yang diikuti adalah karnaval atau parade budaya.
"Kalau ikut karnaval budaya udah sering kayak Festival Krakatau. Jadi ini buat nambah pengalaman," kata dia. 
Peserta bernomor 4 Diva Amanda bahkan jauh-jauh datang dari Pringsewu. Siswi  SMAN 1 Pringsewu ini datang untuk mengasah bakat modelnya juga menunjukkan desain pakaian etnik yang dikenakannya.  
"Pertama pengen ngasah bakat dan memperkenalkan busana rancangan kakak. Tema pakaiannya The Queen of Gupit (Puteri Gupit dari telaga di Kecamatan Gading Rejo, Pringsewu). Yang ingin ditonjolkan lebih ke cantik dan anggunnya puteri berbalut busana etnik Lampung-Bali," cerita gadis cantik ini. 
Dia dan tim berangkat dari Pringsewu  sekitar pukul 11.00 WIB dan dandan kostum di area parkir Transmart.  Harapannya bisa memenangkan kompetisi untuk membuktikan bakatnya. (*)
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved