Tribun Bandar Lampung
ACT Lampung Gandeng 18 Komunitas Galang Dana untuk Korban Gempa Palu dan Donggala
Untuk saat ini mereka lebih banyak menangani administrasi dan manajemen relawan, dokumentasi, dan publikasi.
Penulis: Eka Ahmad Sholichin | Editor: Daniel Tri Hardanto
Laporan Reporter Tribun Lampung Eka Achmad Solihin
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Aksi Cepat Tanggap (ACT) Lampung menggandeng 18 komunitas menggalang dana untuk korban gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.
Penggalanan dana dilakukan di sela Car Free Day di Tugu Adipura, Bandar Lampung, Minggu, 30 September 2018.
Ke-18 komunitas itu, di antaranya, BEM Unila, Gaspool Lampung, Mister Global Lampung, Savefood Indonesia Lampung, Komunitas Ruang Sosial, dan Korps Rangers Lampung Selatan.
"Mulai tadi pagi pada saat gelaran car free day, dari Mister Global Lampung sebagai relawan ACT ada 20 personel terjun untuk menggalang dana," terang Marketing Komunikasi ACT Lampung Hermawan Wahyu Saputra.
Hermawan menjelaskan, penggalangan dana akan dilakukan sampai satu bulan.
Baca: Kisah Pilu Korban Gempa di Palu: Jarah Minimarket, Siswi SMA Terjebak Bersama Jenazah Ibunya
Baca: Korban Tewas Gempa Donggala Palu Tembus 420 Orang, BNPB Sebut Tsunami Setinggi 6 Meter
"Nanti dari Gaspool Lampung dan BEM Unila juga mau turun. Tapi, waktunya belum dipastikan," paparnya.
Ia menjelaskan, tim inti ACT Lampung hanya sembilan orang.
Untuk saat ini mereka lebih banyak menangani administrasi dan manajemen relawan, dokumentasi, dan publikasi.
"Jadi siapa saja komunitas di Lampung yang mau menggalang dana silakan. Sementara kami beri tools-nya, seperti spanduk, surat tugas, dan kotak donasi. Kami yang siapkan itu. Tapi, yang terjun anggota komunitas-komuitas tersebut," jelasnya.
"Nanti uang yang dikumpulkan tadi untuk menyiapkan logistik. Jadi ACT Lampung kirim uang ke kantor pusat. Nanti pusat yang mengatur untuk mengatur pembelian dan pengiriman logistik," jelasnya.
Gempa bermagnitudo 7,4 melanda Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat, 28 September 2018 lalu.
Ratusan jiwa meninggal akibat musibah tersebut. (*)