Kerusakan Gempa Palu Paling Dahsyat di Balaroa dan Petobo, Ribuan Orang Masih Tertimbun Runtuhan
Kerusakan Gempa Palu Paling Dahsyat di Balaroa dan Petobo, Ribuan Orang Masih Tertimbun
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, PALU - Kerusakan Gempa Palu Paling Dahsyat di Balaroa dan Petobo, Ribuan Orang Masih Tertimbun
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Palu menyebutkan bahwa kerusakan paling dahsyat pasca-gempa bumi dan tsunami yang melanda Palu, Donggala, dan Sigi, Sulawesi Tengah, pada Jumat (29/9/2018), terjadi di Kelurahan Balaroa dan Kelurahan Petobo.
Menurut BPBD, hampir seluruh rumah dan fasilitas publik di titik itu tertimbun tanah bak ditelan bumi.
Baca: Mengerikan, Inilah Video Detik-detik Rumah Roboh dan Ambles Akibat Gempa Palu Donggala 7,4 SR
Ribuan orang diperkirakan masih tertimbun tanah bersama bangunan di dua lokasi.
"Kami belum identifikasi di Perumnas Balaroa dan Kelurahan Petobo karena lokasinya sangat parah," kata Kepala BPBD Kota Palu Fresly Tampubolon di Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/10/2018).
Baca juga: Perumnas Balaroa Amblas Pascagempa Palu, 90 Orang Tewas, Ratusan Orang Tertimbun
Lurah Balaroa, Rahmatsyah, mengatakan, kawasan permukiman ini merupakan salah satu permukiman yang paling parah terdampak gempa.
Dia menjelaskan, ada sekitar 900 kepala keluarga yang tinggal di kawasan ini.
Hampir seluruh rumah di perumahan ini hancur dan amblas hingga 20 meter.
Tercatat, lanjut Rahmat, ada sekitar 90 warga yang diketahui tertimbun reruntuhan rumah.
Semburan air hingga masjid bergeser Sementara itu, menurut sejumlah saksi, beberapa detik setelah gempa bermagnitudo 7,4 mengguncang Palu, terlihat semburan air yang cukup tinggi di kelurahan itu lalu tiba-tiba permukaan tanah menurun sehingga ikut menarik seluruh benda di atasnya.
Bahkan, beberapa bangunan seperti masjid bergeser jauh sekitar 50 meter dari posisi semula.
"Istri dan anak-anak saya tidak bisa diselamatkan. Saya perkirakan mereka terperangkap dalam rumah lalu digulung tanah," kata Husnan, salah seorang keluarga korban.
Saat kejadian, Husnan sedang berada di kantor, sedangkan istri dan anak-anaknya ada di rumah.
Kondisi yang sama juga terjadi di Kelurahan Kawatuna.