Meletus 407 Kali hingga Semburkan Lava Pijar, Gunung Anak Krakatau Ramai Dikunjungi Turis
Meletus 407 Kali hingga Semburkan Lava Pijar, Gunung Anak Krakatau Ramai Dikunjungi Turis
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, KALIANDA - Meletus 407 Kali hingga Semburkan Lava Pijar, Gunung Anak Krakatau Ramai Dikunjungi Turis
Gunung Anak Krakatau (GAK) di Selat Sunda terus menggeliat. Lontaran lava pijar hingga letusan-letusan kecil masih saja terjadi .
Sejak tiga bulan terakhir aktivitas GAK mendapat sorotan dari banyak pihak. Ada yang menilai peningkatan tersebut sebagai ancaman.
Baca: Jumlah Letusan Gunung Anak Krakatau Meningkat 422 Kali, Status Masih Level II Waspada
Ada pula yang menilai erupsi GAK menjadi daya tarik mendatangkan wisatawan atau turis.
GAK menjadi daya tarik, karena tidak setiap daerah bahkan negara memiliki gunung berapi aktif. Kalaupun aktif, tidak bisa pula dilihat aktivitasnya dari jarak yang aman dan cukup dekat.
Namun aktivitas GAK di Lampung Selatan masih bisa dilihat dalam radius aman, yakni dua kilometer (km).
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kasbani mengatakan, erupsi yang dikeluarkan GAK berskala kecil.
Jadi, GAK masih terbilang aman dalam radius 2 km dari kawah.
Menurut dia, erupsi yang dikeluarkan GAK merupakan fase pembangunan atau pertumbuhan gunung.
GAK setiap hari erupsi dan terus mengeluarkan lava pijar.
Baca: 13 Ribu Pelajar Pecahkan Rekor Menulis Teks Pancasila Pakai Aksara Lampung
Lontaran material pijar jatuh di sekitar pantai.
"Jadi kalau keliling (di sekitar Gunung Anak Krakatau) pakai kapal mau lihat lava pijar, jaraknya 2 kilometer, itu masih enggak apa-apa. Jangan mendarat, itu saja," kata Kasbani kepada Kompas.com, Kamis (4/10).
"Harus waspada tapi jangan takut secara berlebihan," tambah dia.
Ahli vulkanologi Surono menjelaskan, GAK merupakan gunung api muda yang memang sudah seharusnya terus erupsi.
"Sama seperti manusia muda, dia (Gunung Anak Krakatau) juga harus aktif dan banyak bergerak. Saat Gunung Anak Krakatau meletus, itu supaya dia bisa tumbuh.