Lampung Fair 2018
Anjungan Lampung Utara Pamerkan Hasil Kerajinan Tangan Industri Rumahan di Lampung Fair 2018
Kerajinan tangan hasil industri rumahan menjadi salah satu potensi ekonomi Kabupaten Lampung Utara (Lampura).
Penulis: Ana Puspita Sari | Editor: Ridwan Hardiansyah
Laporan Reporter Tribun Lampung Ana Puspita Sari
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Kerajinan tangan hasil industri rumahan menjadi salah satu potensi ekonomi Kabupaten Lampung Utara (Lampura).
Hasil kerajinan tangan tersebut dapat dilihat di booth Dekranasda di anjungan Lampung Utara selama gelaran Lampung Fair 2018.
Beberapa contoh hasil kerajinan tangan yang ditampilkan, diproduksi industri-industri rumahan.
Hasil kerajinan tangan yang dipamerkan, antara lain piring dari bambu, sulam tumbung manuk untuk sarung bantal, serta tas dari tapis dan dari rajutan benang wol.
Ada juga taplak meja dengan berbagai jenis sulaman hingga sarung bantal kursi.
Hasil kerajinan tangan lainnya yang khas sekali dengan budaya Lampung, antara lain pajangan siger terbuat dari seng, asbak dari rangkaian manik-manik (monte), penutup gelas, hingga tempat tisu berlapis kain tapis yang ditambah aksesori berupa siger warna emas di bagian atasnya.
"Dari semua ini, yang saat ini sedang tren sekali, khususnya untuk ibu-ibu, itu tas dari tapis yang biasanya dipakai waktu pesta. Kalau sudah pakai tas ini, jadi semakin lebih percaya diri dan lebih cantik dibuatnya," jelas pegawai Dinas Koperasi, UMKM, dan Perindustrian Lampung Utara, Heryadi di anjungan Lampung Utara, Minggu (14/10/2018).
Heryadi menambahkan, hasil kerajinan tangan tersebut merupakan hasil industri rumahan dari kecamatan-kecamatan di Lampung Utara.
Baca: Lokasi Tempat Parkir Lampung Fair 2018, Tarif Parkir Motor Rp 5 Ribu
Baca: Lokasi Pintu Masuk Lampung Fair 2018 dan Harga Tiket Masuk Rp 10 Ribu
Dari 23 kecamatan di Lampung Utara, 60 persennya terdapat industri rumahan, dengan hasil kerajinan yang bervariasi dari setiap kecamatannya.
Sehingga, hasil kerajinan tangan yang dihasilkan pun semakin banyak.
Tak hanya membuat para ibu semakin produktif, industri rumahan tersebut juga mampu mengubah barang-barang tak terpakai menjadi bernilai jual.
Misalnya, kerajinan asbak yang memanfaatkan kaleng minuman tak terpakai, dan diberi sentuhan kreatif dari bahan benang.
"Pemerintah Kabupaten Lampung Utara terus mengembangkan industri rumahan ini dengan memberikan pelatihan dan dibantu juga untuk pemasarannya. Di setiap hasil kerajinan tersebut, selalu dicantumkan nama kecamatan dari mana kerajinan itu berasal. Sehingga, daerah-daerah tersebut juga bisa lebih dikenal oleh masyarakat luas," imbuh dia.
Pengunjung Lampung Fair 2018 yang ingin mendapatkan hasil kerajinan tangan tersebut, bisa langsung mengunjungi anjungan Lampung Utara.