Pesawat Lion Air Jatuh di Karawang

Hari Keenam Pencarian, Tim Penyelam Temukan Roda Pesawat Lion Air JT-610 dan Buku Yasin Utuh

Hari ke-6 pasca insiden jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP JT 610, Sabtu (3/11/2018), tim penyelam masih terus menyisir perairan Karawang.

Editor: Teguh Prasetyo
Petugas memilah serpihan pesawat dan barang penumpang pesawat Lion Air JT 610 di Dermaga JICT 2, Tanjung Priuk, Jakarta Utara, senin (29/10/2018). Pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta - Pangkal Pinang jatuh di perairan Pantai Karawang, Jawa Barat. Pesawat membawa yang jatuh di perairan Pantai Karawang mengangkut 181 penumpang.(KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO) 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Hari ke-6 pasca insiden jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP nomor penerbangan JT 610, Sabtu (3/11/2018), tim penyelam gabungan masih tampak terus menyisir lautan Karawang, Jawa Barat, untuk menemukan jasad penumpang dan badan pesawat.

Dalam penyisiran daerah perairan, banyak barang milik penumpang yang ditemukan oleh tim penyelam.

Baca: Satu Penyelam Evakuasi Pesawat Lion Air JT 610 Dikabarkan Meninggal Dunia

Dilansir TribunWow.com dari Tribunnews, hal tersebut disampaikan oleh Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo.

"Tadi pagi, kita nyelam dapat lima baju. Kemudian dapat seat belt, ada (buku) Yasin," kata Dedi di Perairan Karawang, Jawa Barat, Jumat (2/11/2018).

Dedi menuturkan, Yasin yang ditemukan masih dalam kondisi utuh, meski terlihat lecek di beberapa bagian.

Tampak tulisan berbahasa Arab warna hitam masih terang, dengan warna dasar kertas hijau muda.

Penyelam temukan buku Yasin milik penumpang pesawat Lion Air PK-LQP JT 610, Jumat (2/11/2018).
Penyelam temukan buku Yasin milik penumpang pesawat Lion Air PK-LQP JT 610, Jumat (2/11/2018). (Tribunnews.com/ Dennis Destryawan)

Dedi memaparkan, terdapat 18 penyelam yang dikerahkan Polri dalam operasi pencarian itu.

Dedi menjelaskan, dengan kedalaman 35 meter, penyelam memiliki waktu menyelam selama sekitar 15 menit jika situasi di lokasi dalam kondisi yang baik.

"Kalau lebih dari 15 menit membahayakan keselamatan penyelam," katanya.

Baca: Jadi Korban Kecelakaan Pesawat Lion Air, Pramugari Tia Sempat Cerita Ingin Berhenti karena Tak Kuat

Menurut Dedi, dalam satu tim, terdapat empat penyelam.

Mereka langsung menyebar di bawah air.

Di titik tertentu, dua penyelam turun terlebih dulu.

Setelah 15 menit dua penyelam tersebut akan naik dan bergantian dengan dua penyelam lainnya.

Untuk kesulitan bagi penyelam, Dedi mengaku hal tersebut disebabkan oleh arus yang cukup kuat.

"Arus bawah, arus atas, cukup kuat. Kemarin arus atas ke timur, arus bawah ke barat. Jadi itu salah satu penyebab penyelam kita kesulitan," tutur Dedi.

Sementara itu, dikutip dari Tribun Jabar, pada pencarian hari kelima, Jumat (2/11/2018) kemarin, tim penyelam dari Komando Pasukan Katak atau Kopaska juga menemukan puing besar diduga dari pesawat Lion Air JT-610.

Sumber: TribunStyle.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved