Geger Remaja Konsumsi Air Rebusan Pembalut demi Rasakan Sensasi

Geger Para Remaja Konsumsi Air Rebusan Pembalut, BNN Akui Tak Bisa Menindak

Editor: taryono
ilustrasi 

Geger Para Remaja Konsumsi Air Rebusan Pembalut, BNN Akui Tak Bisa Menindak

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, SEMARANG  - Fenomena remaja di Jawa Tengah yang mengkonsumsi air rebusan pembalut menjadi pengganti konsumsi narkotika mulai marak terjadi.

Para remaja mengonsumsi air rebusan itu karena ingin merasakan sensasi mengonsumsi narkotika.

Baca: Tak Ada Ahmad Dhani di Foto Lawas Menantu Kesayangan yang Diposting Ayah Maia Estianty

Dinas Kesehatan Kota Semarang Jawa Tengah segera meneliti kandungan dari air rebusan pembalut itu.

Tim akan diterjunkan untuk meneliti sejauh mana dampak buruknya bagi tubuh manusia.

''Kalau di lapangan seperti itu ya perlu ada tindakan pencegahan," ucap Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Semarang Sarwoko Oetomo saat ditemui di sela kegiatan "Pentingnya Deteksi Dini dan Pencegahan Prediabetes" di Novotel, Semarang, Rabu (7/11/2018).

Sarwoko mengaku telah mendengar kabar perilaku remaja yang mengkonsumsi air di luar kewajaran tersebut.

Untuk saat ini, Dinkes Kota Semarang akan melakukan penelitian terlebih dulu sebelum menyampaikan kandungannya ke publik.

Baca: Lika-liku Pelarian Habib Rizieq Shihab Sejak 2017 hingga Muncul Kabar Mengejutkan

"Nanti setelah ada hasil penelitian dampak dari kebiasaan ini akan kami sampaikan," tambahnya.

Dijelaskannya, tim kesehatan nantinya meneliti zat-zat yang terkandung di dalam pembalut tersebut.

Tim juga akan melihat dampak bagi tubuh seorang jika mengkonsumsi hal itu.

''Kalau secara nalar itu jelas penyimpangan dan tidak sehat," tambahnya.

Sejumlah remaja di Jawa Tengah sendiri dilaporkan mengkonsumsi air rebusan pembalut.

Kepala Bidang Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Jawa Tengah, AKBP Suprinarto mengatakan, minum air pembalut menjadi salah satu alternatif remaja untuk mendapat efek seperti konsumsi narkotika.

Konsumsi air rebusan dinilai lebih murah ketimbang membeli narkotika yang dinilai mahal.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved