Tsunami Pesisir Lampung
Ifan Seventeen Menangis Ungkap Istrinya Belum Ditemukan Pasca Tsunami Terjang Banten
"Andi sama Herman, sama Ujang belum diketemuin, minta doanya. Mudah-mudahan istri saya cepet diketemuin," kata Ifan.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Sambil menangis, vokalis Seventeen, Ifan, mengabarkan bahwa istrinya Dylan Sahara dan dua personel Seventeen yang lain, yakni Herman (gitar) serta Andi (drum), belum ditemukan pasca tsunami menerjang Banten.
Diketahui bahwa Seventeen sedang manggung di Tanjung Lesung Beach Resort, Banten, ketika gelombang tinggi melanda lokasi tersebut sekitar pukul 21.33 WIB.
• Anak Perempuan Usia 3 Tahun Tewas Terseret Ombak di Teluk Kiluan, Rumahnya Hancur
• BPBD Lampung Selatan: 7 Orang Meninggal Akibat Tsunami di Kawasan Pesisir Lampung Selatan
• BREAKING NEWS - Ombak 4 Meter Hempas Dermaga PPI BOM, Warga Pesisir Kalianda Ngungsi ke Gunung
"Andi sama Herman, sama Ujang belum diketemuin, minta doanya. Mudah-mudahan istri saya cepet diketemuin. Sementara yang lain selain itu alhamdulillah selamat, walaupun luka-luka."
"Minta doanya biar istri saya Dylan, Andi, Ujang, sama Herman cepet diketemuin," kata Ifan melalui video yang ia unggah di akun Instagram-nya, @ifanseventeen.
Tak hanya itu, pemain bass grup band Seventeen, M Awal Purbani atau Bani, menjadi korban meninggal dalam bencana tsunami tersebut.
Selain Bani, Road Manager mereka yang bernama Oki Wijaya juga meninggal dunia. "Kami kehilangan bassis kami, Bani, sama road manager kami Oki," ucap Ifan,
"Minta ikhlas doanya juga buat Bani sama Mas Oki. Terima kasih, assalamualaikum," tambahnya.
• Detik-detik Tsunami Terjang Kawasan Lampung-Banten, Warga Lihat Air Laut Mendadak Surut
• BREAKING NEWS - BPBD Lampung Selatan Akan Evakuasi 12 Anak Asal Pringsewu dari Pulau Sekepel
Gunung Anak Krakatau
Gelombang pasang yang menerjang wilayah Banten dan lampung pada Sabtu (22/12/2018) malam tidak selain menyebabkan kerusakan juga memicu sejumlah pertanyaan.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sempat menyatakan dalam akun Twitter-nya bahwa gelombang itu hanya akibat purnama.
Namun, keterangan pers dari Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono kemudian menyatakan bahwa yang terjadi adalah tsunami.BMKG lantas menghapus pernyataannya di Twitter.
Rahmat mengatakan, tsunami yang terjadi dengan ketinggian tertiggi 0,9 meter itu misterius karena belum diketahui sebabnya. Umumnya, tsunami disebabkan oleh aktivitas tektonik atau gempa.
Namun, pendataan BMKG pada Sabtu mengungkap bahwa tak ada gempa di sekitar Banten dan Lampung yang bisa memicu tsunami.
Ahli tsunami dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Widjo Kongko yang melakukan kaji cepat mengungkapkan, ada indikasi tsunami tersebut disebabkan oleh erupsi Anak Krakatau.
"Kemungkinan besar terjadi flank failure/collapse akibat aktivitas Anak Krakatau petang ini dan akhirnya menimbulkan tsunami," katanya. Jika benar hal itu sebabnya, maka fenomena ini masih bisa berulang.
"Aktivitas Anak Krakatu belum selesai dan flank atau collapse yang terjadi bisa memicu ketidakstabilan berikutnya," jelasnya.