Tribun Bandar Lampung

Tak Cuma Flyover-Underpass, Pemkot Bandar Lampung Janji Benahi Jalan Lingkungan dan Trotoar

Pemkot Bandar Lampung rajin membangun flyover. Dalam lima tahun, total delapan flyover berdiri.

Editor: Yoso Muliawan
Tribun Lampung/Bayu Saputra
Kondisi jalan lingkungan di Kelurahan Rajabasa Jaya, Kecamatan Rajabasa, Bandar Lampung, ini membutuhkan pembenahan. 

LAPORAN REPORTER TRIBUN LAMPUNG EKA AHMAD SHOLICHIN DAN BAYU SAPUTRA

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Pemkot Bandar Lampung rajin membangun flyover. Tujuannya untuk mengurai kemacetan yang kerap terjadi di berbagai titik jalan.

Dalam lima tahun, total sudah delapan flyover alias jalan layang berdiri di Kota Tapis Berseri. Plus, underpass di persimpangan Universitas Lampung, Jalan ZA Pagaralam, yang resmi beroperasi mulai Kamis (17/1/2019).

Itu belum termasuk rencana membangun dua flyover lagi pada 2019 ini. Pertama, di persimpangan Jalan Kapten Abdul Haq-H Komarudin-Soekarno Hatta (Bypass), Kecamatan Rajabasa. Kedua, di persimpangan Jalan Untung Suropati-RA Basyid-Soekarno Hatta (Bypass), Kecamatan Tanjung Senang. 

Namun demikian, Pemkot Bandar Lampung juga mulai memikirkan kondisi jalan lingkungan. Pada 2019 ini, pemkot menargetkan akan membenahi jalan-jalan lingkungan yang rusak.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bandar Lampung Iwan Gunawan menjelaskan, dana senilai Rp 40 miliar telah teralokasi untuk perbaikan dan pembangunan jalan-jalan lingkungan. Pelaksanaan perbaikan dan pembangunan jalan lingkungan tersebar di berbagai titik di Kota Tapis Berseri.

"Selain (rencana) dua flyover (persimpangan Jalan Kapten Abdul Haq-H Komarudin dan Jalan Untung Suropati-RA Basyid), ada juga beberapa pembangunan lainnya tahun ini. Seperti, pembangunan jalan-jalan lingkungan. Tahun ini, anggarannya Rp 40 miliar," kata Iwan.

Memprihatinkan

Pada 2018, Tribun Lampung pernah menerbitkan berita tentang jalan-jalan lingkungan yang kondisinya memprihatinkan. Tepatnya pada edisi 1 Agustus.

Sejumlah jalan lingkungan yang belum tersentuh perbaikan dan pembangunan, misalnya, Jalan Pulau Buton, Kelurahan Jagabaya II, Kecamatan Way Halim, tepatnya di ujung Gang Sepakat II. Kemudian, Jalan Sulaiman, Kelurahan Rajabasa Jaya, Kecamatan Rajabasa.

Kondisi dua jalan tersebut berlubang. Jika hujan turun, air menggenangi jalan yang berupa tanah hingga berubah bak kubangan.

Ada lagi Jalan RA Basyid, Gang BDNI, Kelurahan Labuhan Dalam, Kecamatan Tanjung Senang. Warga setempat mengungkap sudah 10 tahun lebih, tepatnya sejak tahun 2007, jalan lingkungan itu tak tersentuh aspal. Jika musim kemarau, jalan yang menjadi akses ke Pasar Untung Suropati tersebut penuh debu. Sementara ketika musim hujan, jalan menjadi becek.

Komisi III DPRD Bandar Lampung juga pernah menyoroti masih banyaknya jalan yang belum beraspal, bahkan masih berupa tanah. Komisi yang membidangi infrastruktur ini menyampaikan penilaiannya antara lain dalam rapat pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan 2018 bersama jajaran Dinas PU Bandar Lampung, 24 September 2018.

"Kami sayangkan kenapa jalan di kota ini ada yang masih tanah merah. Ke mana dinas PU? Apakah perencanaannya tidak berjalan? Kemudian, kenapa tidak segera menambal jalan-jalan yang berlubang? Ke mana anggaran pemeliharaan?" ujar Sekretaris Komisi III Achmad Riza saat itu.

Ia mencontohkan sejumlah jalan di Bandar Lampung yang masih berupa tanah. Seperti Jalan Wisma I dan II, Kecamatan Sukarame; Jalan Beo, terusan Jalan Pulau Singkap; dan beberapa jalan lingkungan di Kecamatan Sukabumi.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved