Geger Sayembara Berhadiah Rp 30 Juta Menyusul Hilangnya Merpati Kolong
Geger Sayembara Merpati Berhadiah Rp 30 Juta Menyusul Hilangnya Merpati Kolong
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Geger Sayembara Merpati Berhadiah Rp 30 Juta Menyusul Hilangnya Merpati Kolong
Rendi Pecinta burung merpati asal Pejawaran, Banjarnegara kehilangan merpati kolong.
Lantas ia membuat sebuah sayembara dan memberikan 30 juta bagi penemu.
Rendi menyebar sayembara tersebut melalui medai sosial.
Berikut 6 Faktanya:
1. Kronologi Rendi Kehilangan Merpati
Rendi mengaku, hilangnya burung merpatinya pada November 2018 silam karena kesalahan sendiri.
Di Kota Tegal, dia menerbangkan Manise terlalu pagi, sekitar pukul 06.00 WIB.
Padahal dia biasa mengeluarkan burung itu dari kandang lebih siang, pukul 07.00.
Burung pun hilang tidak kembali.
Ia kebingungan mencari hingga berinisiatif menggelar sayembara.
2. Rendi Gelar Sayembara Berhadiah 30 Juta
Lantaran kehilangan, Rendi lantas menggelar sayembara.
Ia menggelar sayembara mencari burung merpatinya yang hilang di Tegal pada November tahun lalu.
Tak tanggung-tanggung, Rendi menyediakan hadiah Rp 30 juta bagi siapa saja yang menemukannnya.
Bukan hanya itu, siapa saja yang bisa memberi informasi tepat keberadaan burung merpati hitam yang dipeliharanya sejak kecil itu juga bakal diberi hadiah Rp 5 juta.
Sebelum menggelar sayembara itu, ia sudah berbulan-bulan berupaya mencari keberadaan merpati yang dinamainya Manise itu.
"Dia sudah di hati. Sudah menyatu dengan saya," katanya.
• Berencana Buka Kedai Kopi di Lampung Timur, 6 Remaja Bobol Rumah Kontrakan di Jalan Antasari
• Daftar Caleg DPRD Lampung Dapil 6 dari PSI, PAN, Hanura, Demokrat, dan PBB
• Xalvador Community, Wadahnya Bagi Pecinta Modifikasi Mobil di Lampung. Ini Syarat Untuk Bergabung!
• Sudah Tembus Lebih 1 Juta Penonton, Ini Sinopsis Film Preman Pensiun yang Masih Tayang di Bioskop
3. Reaksi masyarakat atas sayembara itu
Tak pelak, saat sayembara itu dirilis jagat maya geger.
Banyak yang tergiur dengan imbalan fantastis untuk ukuran seekor burung tersebut.
"Habis (merilis sayembara) itu banyak yang menghubungi saya. Mereka tanyakan kebenarannya," jelasnya kepada Tribunjateng.com, Jumat (8/2/2019).
Rendi kemudian menerima banyak informasi via pesan Whatsapp atau telepon tentang keberadaan burung yang dia cari.
Mereka juga membagikan foto burung yang mirip dengan ciri-ciri Manise.
Rendi yang merawat Manise sejak kecil tentu hafal betul ciri burungnya itu.
Banyak informasi yang ia tepis karena tak sesuai dengan keinginannya.
Imbalan besar yang ia tawarkan mungkin membuat siapa pun tergiur.
4. Rendi Hampir Ditipu
Tak terkecuali bagi mereka yang ingin berniat jahat.
Dari banyak informasi tersebut, ia menilai ada yang punya itikad tak baik terhadapnya.
Bukan informasi valid, justru Rendi hampir tertipu oleh oknum tak bertanggung jawab.
Oknum pemberi informasi itu mengajaknya bertemu pada pukul 01.00 dini hari.
Untung saja ia mengetahui gelagat tak wajar itu sehingga berani menolak permintaan tersebut.
"Ada yang minta COD jam 1 malam. Ada yang sudah minta transfer uang dulu. Padahal informasinya belum ada," tuturnya.
5. Orang asal Tegal memberikan informasi
Akhirnya titik terang itu datang.
Seorang warga Tegal tiba-tiba menghubunginya.
Tak ubahnya pemberi informasi lain, ia mengabarkan keberadaan burung Rendi yang hilang.
Kali ini Rendi meyakini informasi tersebut tepat.
Ia telah mencocokkan foto merpati yang dikirim warga itu dengan ciri-ciri Manise.
Yakin itu burungnya, Rendi tak pikir panjang menjemput miliknya yang hilang itu ke Tegal pada Kamis (7/2/2019) malam.
Benar saja, berbulan-bulan kehilangan, Rendi tak kuasa menahan kebahagiaan saat dipertemukan kembali dengan Manise.
Ia langsung bersujud syukur seraya menangis.
"Saya senang sekali, sampai menangis. Langsung saya sujud," terangnya.
Rendi bersyukur Manise selamat tak kurang apa-apa.
Burungnya berada di tangan sesama penggemar merpati kolong sehingga terawat.
Penemu Manise itu meminta nama dan alamatnya dirahasiakan.
6. Burung itu sempat dijual di pasar
penemu menemukan burung itu di pasar.
Kemudian membelinya dari seseorang yang tampak tergesa menjual di pasar tersebut.
Si pembeli menawarkan burung itu seharga Rp 500 ribu.
Sang penemu semula terkejut mendengar harga itu.
Untuk ukuran merpati kolong yang dijual di pasar, burung itu terbilang mahal.
Namun, setelah melihat performa burung itu, ia tak pikir panjang membelinya.
"Jadi yang beli itu curiga, ini Merpati kok istimewa. Dikolongin juga OK saja," tutur Rendi.
urung itu pun berpindah tangan.
Mengetahui keunggulan si burung, pemilik baru itu pun mengikutsertakan Manise dalam lomba Perang Bintang.
Tak dinyana, merpati kolong ini memenangkan kejuaraan itu hingga membanggakan perawatnya.
Burung itu, kata Rendi, juga sempat akan diternakkan tapi telurnya gagal menetas.
Hingga informasi sayembara itu diterima si penemu.
Pria itu terpanggil mengembalikan merpati yang ternyata milik orang lain yang hilang.
"Sempat diikutkan perang bintang, menang. Mungkin orang itu terketuk hatinya, terus menghubungi saya," papar dia.
7. Manise sabet hadiah Daihatsu Ayla
Jika mengetahui riwayat sang merpati kolong itu, ikhtiar Rendi menemukan burungnya kembali tidaklah berlebihan.
Rendi mengaku merawat burung yang dibelinya di Wonosobo itu sejak kecil.
Dia juga rajin melatihnya agar menjadi merpati yang unggul.
Tak ayal, ia memiliki ikatan batin yang kuat dengan burung kesayangannya.
Terlebih merpati itu memiliki aura jawara yang diimpikan banyak orang.
Hingga Rendi percaya diri mengikutkan burungnya dalam setiap kejuaraan.
"Selain dilatih, burung yang sering menang perlombaan biasanya memang punya trah jawara. Dari ayahnya atau kakeknya dulu mungkin sama, sering menang," jelas dia.
Manise, yang berarti merpati dengan warna hitam manis, pada akhirnya menjelma menjadi merpati kolong unggulan.
Burung itu memenangi berbagai kejuaraan hingga meraih banyak penghargaan.
Manise bahkan pernah menyabet penghargaan berhadiah utama mobil Daihatsu Ayla.
Rendi juga beberapa kali membawa pulang sepeda motor sebagai penghargaan atas kemenangan Manise.
Hadiah berupa uang tunai atau tabungan sudah biasa.
"Sudah tidak terhitung jumlahnya. Pernah dapat mobil, sepeda motor, tabungan," jelasnya.
(*)