Tribun Bandar Lampung
Harga Bawang Putih di Bandar Lampung Tembus Rp 45 Ribu/Kg
Harga beberapa komoditas pokok mengalami kenaikan. Seperti bawang merah, bawang putih, dan cabai.
Penulis: Eka Ahmad Sholichin | Editor: Yoso Muliawan
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Harga beberapa komoditas pokok seperti bawang dan cabai mengalami kenaikan. Ini terpantau di sejumlah pasar tradisional di Bandar Lampung.
Pedagang sayuran di Pasar Pasir Gintung, Supardi, membenarkan naiknya harga beberapa komoditas di pasar tempatnya berjualan.
"Ya lumayan drastis naiknya. Kayak bawang merah, sekarang harganya Rp 38 ribu per kilogram dari sebelumnya antara Rp 25 ribu-Rp 30 ribu per kg," katanya, Jumat (19/4/2019).
Harga bawang putih juga mengalami kenaikan. Dari sebelumnya Rp 30 ribu per kg, sekarang melonjak menjadi Rp 45 ribu per kg.
Menurut Supardi, naiknya harga bawang putih sudah terjadi sekitar 10 hari. Sementara kenaikan bawang merah sudah hampir sebulan.
"Harga bawang naik karena faktor cuaca. Kan di Jawa hujan terus, jadinya memengaruhi distribusi. Saya ambil dari distributor di sini, dan itu ambilnya dari Brebes, Jawa Tengah," bebernya.
Yatimin, pedagang sayuran di Pasar Smep, juga membenarkan naiknya harga komoditas seperti bawang.
"Lumayan naiknya. Bawang merah sekarang Rp 42 ribu per kg dari sebelumnya Rp 35 ribu per kg," ujarnya.
Sementara harga bawang putih, terang dia, dari sebelumnya kisaran Rp 25 ribu per kg, sekarang merangkak menjadi Rp 45 ribu per kg.
"Harga naik sudah hampir sebulanan ini. Kemungkinan karena faktor cuaca, jadinya distribusi berkurang dari Jawa," katanya.
Selain bawang, komoditas lainnya yang mengalami kenaikan harga adalah cabai. Kini, harga cabai jenis caplak mencapai Rp 40 ribu per kg dari sebelumnya Rp 15 ribu per kg.
Sementara harga cabai merah keriting naik dari sebelumnya Rp 12 ribuper kg menjadi Rp 18 ribu per kg. Kemudian cabai rawit dari harga Rp 25 ribu per kg menjadi Rp 35 ribu per kg.
"Kalau cabai, harganya naik kemungkinan ada kaitannya dengan pemilu. Mungkin kemarin fokus nyoblos, jadi petani nggak ada yang metik. Makanya barang (pasokan cabai) nggak datang, akhirnya naik harganya," terang Supardi.
Ia memprediksi harga komoditas ini tidak lama lagi turun dengan kondisi stok barang yang akan kembali normal.
"Ya kemungkinan satu mingguan lagi harganya sudah stabil. Karena kan barang sudah tersedia lagi," tandasnya.
Sementara Yatimin mengungkapkan, kenaikan harga beberapa komoditas tak memengaruhi jumlah konsumen yang berbelanja.
"Konsumen nggak berkurang, biasa aja. Karena barangnya memang lagi sedikit. Kecuali kalau barang banyak, harga mahal, pasti konsumen berkurang," pungkasnya. (Tribunlampung.co.id/Eka Ahmad Sholichin)