Komandan Gelar Ujian Ulang, Para Perwira Kopassus Menangis Saat Harus Dicopot Baret Merahnya
Letnan Jenderal (Purn) TNI Sintong Panjaitan mengungkapkan kisah tentang seleksi yang dilakukan oleh Kopassus
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Menjadi anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus) tidaklah mudah.
Untuk menjadi bagian dari Kopassus harus melalui perjuangan berat.
Pendidikan menjadi prajurit Kopassus merupakan pendidikan terberat bagi seorang tentara.
Siapapun yang terpilih menjadi anggota Korps Baret Merah pasti akan sangat bangga.
Saking bangganya, mereka tidak akan rela melepas Baret Merah di kepalanya.
Bahkan ada yang marah sampai melepaskan tembakan.
Inilah yang terjadi pada beberapa prajurit Kopassus yang harus pindah kesatuan.
Seorang purnawirawan TNI, Letnan Jenderal (Purn) TNI Sintong Panjaitan mengungkapkan kisah tentang seleksi yang dilakukan oleh Kopassus.
• Jenderal Benny Moerdani Siapkan 17 Peti Mati, Kopassus Guncang Dunia Selamatkan Sandera di Thailand
Sintong Panjaitan pernah menjabat sebagai Komandan Jenderal Kopassus.
Kisah tersebut dibagikannya ke dalam sebuah buku berjudul Sintong Panjaitan Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando, karya Hendro Subroto.
Dalam buku terbitan 2009 itu, Sintong mengungkapkan, suatu ketika dia harus melakukan perampingan organisasi di tubuh Kopassus.
Jumlah pasukan yang awalnya 6.400 orang, berkurang menjadi kurang dari 3.000 orang.
Oleh karena itu, Sintong pun melakukan ujian, dan latihan melalui medan berat yang ada di Sukabumi.
Latihan itu bertujuan menilai kemampuan fisik, mental, dan kecerdasan anggota.
"Di antara kegiatan latihan itu, harus menyeberangi berbagai jurang untuk latihan fisik dan mental, kurang waktu untuk tidur dan istirahat selama satu minggu, serta membaca peta dan situasi untuk uji kecerdasan," tulis Hendro berdasarkan kesaksian Sintong.