Warga Bandung Mendadak Tajir, Jual Burung Merpati Rp 1 Miliar

Warga Bandung Jawa Barat Mendadak Tajir, Jual Burung Merpati Seharga Rp 1 Miliar

Editor: taryono
dok
Warga Bandung Mendadak Tajir, Jual Burung Merpati Rp 1 Miliar 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Seorang warga Bandung bernama Aristyo Setiawan (32)  mendadak jadi miliuner lantaran burung merpati yang diberi nama "Jayabaya" terjual dengan harga Rp 1 miliar.

Aristyo Setiawan atau akrab disapa Aris, tak menyangka burung merpatinya ada yang berniat membeli dengan harga yang fantastis, Rp 1 miliar.

Aris mengaku awalnya tak berniat menjual burung kesayangannya itu. Makanya ia mematok harga tinggi senilai Rp 1 miliar.

Aris menuturkan, burung merpati awalnya ia beli dari temannya dengan harga Rp 50 juta.

"Dia nawarin ke saya, karena dia (temen di Ciparay) udah komitmen sama saya, dia enggak jual ke yang lain. Saya ada rezeki, yaudah saya beli, dulu saya beli Rp 50 juta," ujarnya.

Burung Jayabaya dibeli seharga Rp 1 miliar oleh warga Depok bernama Robby dan ia membeli menggunakan giro.

Proses jual belinya berlangsung pada Jumat (28/6/2019) lalu.

Seorang warga Bandung bernama Aristyo Setiawan (32) mendadak jadi miliuner lantaran burung merp
Seorang warga Bandung bernama Aristyo Setiawan (32) mendadak jadi miliuner lantaran burung merp (Istimewa)

Burung merpati Jayabaya merupakan burung merpati lomba kecepatan yang banyak berprestasi tingkat regional maupun tingkat Nasional.

"Kalau burung itu adu kecepatan dan adu ketangkasan, yang lebih cepat dari Jayabaya itu banyak, tapi keistimewaanya itu sering pulang bawa hadiah. Saya beli Januari 2018," ujarnya.

Jeje Jadi Miliuner Gara-gara Kereta Cepat

Jeje (59), warga Kampung Jajaway, Desa Cileunyi Kulon, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, menjadi salah satu kepala keluarga (KK) terdampak proyek pembangunan trase dan stasiun kereta cepat Jakarta-Bandung.

Sebelum lahan tersebut dibebaskan, ia memiliki bidang tanah seluas 140 tumbak atau seluas 1.490 meter persegi.

Di atas lahan tersebut, ada dua bangunan rumah yang ditempati seluruh anggota keluarga, lahan persawahan, hingga kebun pepohonan keras. Dari seluruhnya ia mendapat uang ganti rugi (UGR) sebesar Rp 1,2 miliar.

Jeje mengatakan, awalnya ia sempat menolak menjual lahannya tersebut untuk pembangunan proyek kereta cepat, lantaran yang dahulu bernama Kampung Babakan Sentral ini adalah daerah di mana ia dilahirkan.

"Saya lahir sampai sekarang di tanah ini, banyak kenangan bersama orang tua dan anak," kata Jeje di Kampung Jajaway, Kecamatan Cileunyi, Jumat (5/4/2019).

Halaman
12
Sumber: Tribun Bogor
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved