Unit Pidana Umum (Pidum), Polresta Palembang, menggelar pra rekonstruksi di Tempat kejadian perkara meninggalnya Delwyn Berli (14) siswa SMA Taruna Indonesia Palembang, Minggu (14/7).
Detik-detik Adegan Tewasnya Siswa Taruna Indonesia Palembang saat MOS, Sebilah Bambu Jadi Bukti
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Polisi menggelar prarekonstruksi kasus kematian siswa Taruna Indonesia di Palembang, Sumatera Selatan, Delwyn Berli (14) yang meninggal saat menjalani Masa Orientasi Siswa (MOS), Sabtu (13/7), sekitar pukul 04.00.
DB meninggal setelah sepekan mengikuti MOS di sekolahnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, setidaknya ada 10 adegan yang digelar pada pra rekon tersebut.
Dimulai ketika korban bersama teman-teman berjalan kaki dari pesantren hingga ke daerah Talang Jambi.
Dilanjutkan ke taruna, bahkan adegan ketika korban terjatuh.
"Memang benar hari ini kami melakukan pra rekon di TKP," ujar Kasat Reskrim Polresta Palembang, Kompol Yon Edi Winara, didampingi Kanit Pidum Iptu Ginting dan Kanit Tekab 134, Iptu Tohirin.
Yon mengatakan, saat ini belum ada orang yang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini.
Dia menjelaskan bahwa pra rekon dilakukan untuk mengkroscek lebih dalam guna memastikan ke TKP, memperjelas kronologi dan memeriksa rangkaian long march yang dilakukan para siswa di Taruna Indonesia Palembang.
"Hingga saat ini masih proses dalam penyidikan sehingga kita belum bisa simpulkan pelakunya," ujat Yon.
Sementara itu, pantauan Tribunsumsel.com, setelah melakukan pra rekon, petugas Pidum Polresta Palembang juga membawa salah satu saksi yakni, DI ke Polresta Palembang.
Petugas juga turut membawa sebilah bambu kecil berukuran 1 meter sebagai barang bukti.
"Hingga saat ini kita sedang menungu hasil otopsi resmi dari RS Bhayangkara Palembang. Sejumlah saksi di lapangan juga sudah diperiksa. Diantaranya siswa taruna, teman dan pembina korban,"ungkap Yon.
Fakta-fakta kematian siswa Taruna Indonesia di Palembang
Sekolah Menengah Atas (SMA) Semi Militer Plus Taruna Indonesia Palembang. ((AJI YULIANTO KASRIADI PUTRA))
DBJ (14), salah satu siswa Sekolah Taruna Indonesia di Palembang, Sumatera Selatan, tewas usai mengikuti kegiatan orientasi yang berlangsung selama satu pekan.
Kabar tewasnya DBJ itu disampaikan langsung oleh pihak sekolah kepada Aswin (46), yang merupakan paman korban. Berikut 4 fakta dari kematian siswa Sekolah Taruna Indonesia di Palembang:
1. Jalan kaki sejauh 8,7 kilometer
Aswin, paman korban mengatakan sebelum meninggal DBJ berjalan kaki sejauh 8,7 kilometer bersama siswa lainnya dalam kegiatan orientasi siswa.
Perjalanan tersebut mereka tempuh dari Talang Jambe hingga ke kawasan Sukabangun, Palembang.
Namun, saat berjalan di parit selebar dua meter, korban mendadak pingsan tak sadarkan diri hingga akhirnya dibawa ke rumah sakit.
"Kami belum tahu penyebab meninggalnya karena apa, menurut penjelasan pihak sekolah keponakan saya itu sedang mengikuti kegiatan orientasi siswa," kata Aswin, saat berada di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Palembang.
2. Ada luka memar di bagian kepala dan kaki
Saat mengetahui DBJ meninggal secara mendadak, keluarga akhirnya melakukan autopsi terhadap korban untuk mengetahui penyebab pasti tewasnya pelahar SMA Taruna itu.
"Tadi dilihat ada luka memar di bagian kaki. Saat ini sedang dilakukan autopsi. Kami juga sudah membuat laporan ke polisi," ujar dia.
Sementara itu, dokter Forensik Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Indra Sakti mengatakan, dari hasil pemeriksaan visum luar, ditemukan adanya tanda luka memar di bagian kepala dan kaki.
"Saat diperiksa visum dalam juga memang resapan darah di kepala. Berarti ada benturan kuat di kepala. Di dada juga ada," ujar Indra.
3. Dilaporkan ke polisi
Kematian DBJ dilaporkan Berce ibu korban ke Polresta Palembang.
Laporan tersebut dilakukans setelah DBJ tewas Sabu (13/7/2019) setelah mengikuti orientasi yang berlangsung selama sepekan.
Kasat Reskrim Polresta Palembang Kompol Yon Edi Winara mengatakan, mereka telah memeriksa delapan orang saksi terkait kejadian tersebut.
"Yang diperiksa adalah pihak sekolah, karena mereka yang menggelar kegiatan. Ada 3 siswa teman korban juga kami periksa," kata Yon, Sabtu (13/7/2019).
Yon menuturkan, pihaknya belum bisa memastikan penyebab tewasnya DBJ, apakah akibat tindak kekerasan atau hanya kelelahan akibat mengikuti kegiatan orientasi sekolah.
4. Sempat kejang sebelum tewas
Kasat Reskrim Polresta Palembang Kompol Yon Edi Winara mengatakan dari hasil pemeriksaan teman korban, DBJ sempat mengalami kejang sebelum akhirnya jatuh pingsan dan tewas.
"Penyebabnya belum disimpulkan, karena kami masih menunggu hasil autopsi dari dokter forensik. Luka lebam itu baru dilihat kasat mata. TKP hingga sekolah sudah kami cek dalam rangkaian penyelidikan," ujar Kasat.
Dokter Forensik Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Indra Sakti mengatakan, dari hasil pemeriksaan visum luar, ditemukan adanya tanda luka memar di bagian kepala dan kaki.
"Saat diperiksa visum dalam juga memang resapan darah di kepala. Berarti ada benturan kuat di kepala. Di dada juga ada," ujar Indra.