Sebatang Rokok Jadi Barang Mahal di Puncak Manik

Sebatang rokok menjadi sesuatu yang penting bagi seorang perokok bila berada di daerah dingin. Tapi bagaimana bila rokok sulit ditemukan?

Editor: taryono
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BOGOR- Sebatang rokok menjadi sesuatu yang penting bagi seorang perokok bila berada di daerah dingin. Tapi bagaimana bila rokok sulit ditemukan?

Itulah yang terjadi di Puncak Manik Gunung Salak, tempat evakuasi jatuhnya pesawat Shukoi Super Jet 100. Orang-orang yang sudah berhari-hari berada di Puncak Manik atau Puncak Salak Satu mulai kehabisan 'bahan bakar'.

Berbagi antarsesama perokok, itulah yang dilakukan di Puncak Manik. Namun, lama-kelamaan di tengah kejenuhan melakukan evakuasi dan dinginnya udara membuat rokok menjadi cepat habis.

Hal tersebut dimanfaatkan masyarakat untuk berjualan rokok ke Puncak Manik. Tentu saja harganya lebih mahal bisa mencapai Rp 15 ribu sampai Rp 25 ribu perbungkus.

Awalnya para penjaja rokok tersebut mendengar keluhan tim evakuasi yang kehabisan rokok, hal tersebut kemudian dianggap peluang oleh masyarakat sekitar Gunung Salak untuk berjualan rokok.

Masyarakat rela menempuh perjalanan yang menanjak sekitar empat jam lamanya untuk menuai rezeki di tengah banyaknya orang yang melakukan evakuasi.

"Saya sudah dua kali bolak-balik ke atas untuk berjualan rokok," ucap Ahmad seorang penjual rokok di Puncak Manik.

Pengorbanan dan penghasilannya pun cukup berimbang. "Ya, lumayan lah hasilnya. Tapi kita harus jalan dulu sebelum ke sini," ucapnya.

Meskipun lebih mahal dari biasanya, tetap saja rokok tersebut dibeli ahli hisap yang berada di Puncak Manik. "Dari pada kita ke bawah, ya rasional saja lah," cetus seorang relawan yang membeli rokok.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved