Delay, Pemesanan Tiket Lion Air di Lampung Tetap Tinggi
Sejumlah biro perjalanan (travel agent) mengaku jumlah pembelian tiket pesawat Lion Air tetap tinggi.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Peristiwa delay (penundaan) penerbangan maskapai Lion Air yang terjadi pada Minggu dan Senin (1-2/9/2013) tidak mempengaruhi pemesanan tiket pesawat ini di Provinsi Lampung. Sejumlah biro perjalanan (travel agent) mengaku jumlah pembelian tiket pesawat Lion Air tetap tinggi.
"Memang sempat terjadi penundaan penerbangan Lion Air hampir lima jam untuk beberapa rute ke Pulau Jawa. Namun untuk rute Lampung-Jakarta dan sebaliknya, delay masih dalam tahap kewajaran. Sehingga tidak sampai menyebabkan masyarakat tidak membeli tiket Lion Air lagi atau mengembalikan tiket," beber marketing tiket Arie Tour Elly, kemarin.
Permintaan tiket pesawat Lion Air masih tinggi di provinsi ini, karena memang pilihan maskapai tidak terlalu banyak. Apalagi, maskapai lain pun rata-rata pernah mengalami delay. "Kalaupun komplain, tidak ke travel agent. Karena, konsumen tahu delay dari faktor maskapainya. Tapi ada juga yang menyampaikan keluh kesah Lion delay, tapi tetap memilih maskapai ini untuk penerbangan," ujarnya ketika dihubungi Tribunlampung.co.id melalui telepon, Selasa (3/9/2013).
Jadwal penerbangan Lion Air tujuan Lampung-Jakarta dan sebaliknya sebanyak dua kali. Yakni pukul 06.30 dan 18.30 WIB. Load factor pun rata-rata selalu penuh. Pada hari normal, harga tiket kisaran Rp 400 ribuan, sementara akhir pekan Rp 600 ribuan.
Travel agent lainnya yang mengaku tidak terpengaruh dalam menjual tiket pesawat Lion Air adalah Keyto Travel and Tour. Pemilik Keyto Travel and Tour Risna Elisa mengatakan, konsumen tetap memilih Lion Air sebagai maskapai penerbangan karena harga relatif cukup terjangkau
"Lion memang kerap terjadi masalah yang berdampak masyarakat dirugikan. Tapi toh tetap saja masyarakat Lampung memilih Lion untuk penerbangan ke Jakarta ataupun transit menuju kota lain. Jadi Lion sering delay tidak ngaruh dengan penjualan tiket," beber Lisa, sapaan akrab wanita ini.
Meski begitu, ia mengakui, pihaknya tidak mau mengambil risiko menggunakan Lion Air jika sedang melayani jadwal penerbangan grup. Pertimbangannya, jika terjadi delay akan sangat merugikan pihaknya dan rombongan tur terkait jadwal kunjungan ke tempat wisata.
Selama dua hari (Minggu-Senin), sebanyak 55 penerbangan Lion Air mengalami keterlambatan. Ditaksir kerugiannya mencapai miliaran rupiah. "Ini habis miliaran. Kami tahunya setelah di pembukuan selesai. Sekarang masih berjalan," ujar Presiden Direktur Lion Group, Rusdi Kirana, di kantor pusat Jakarta, Selasa (3/9/2013).
Rusdi mengatakan, saat ini manajemen belum memiliki data total kerugian secara pasti. Menurutnya, penumpang yang mengalami keterlambatan memperoleh kompensasi ganti rugi sesuai peraturan pemerintah Permenhub No.77 tahun 2011, sebesar Rp 300.000. "Hotel katakanlah Rp 400.000. Makan Rp 100.000. Yang mahal itu biaya pesawat delay (di bandara)," ujar dia.
Sementara itu, Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait memastikan, penumpang yang mengalami keterlambatan penerbangan mendapatkan kompensasi. "Yang di Solo itu kita ganti rugi mereka Rp 575.000. Sesuai Permen 77 tahun 2011, Rp 300.000, plus hotel Rp 275.000. Di Makasar kami bayar masing-masing Rp 300.000," kata Edward.(tin/kcm)