Jaringan ISIS
Guna Muluskan Perjuangannya ISIS Manfaatkan 46 Ribu Akun Twitter
Di kuartal terakhir tahun 2014 setidaknya ada 46.000 akun Twitter yang beroperasi atas nama ISIS, dan jumlah sebenarnya bisa jauh lebih tinggi
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Di kuartal terakhir tahun 2014 setidaknya ada 46.000 akun Twitter yang beroperasi atas nama ISIS, dan jumlah sebenarnya bisa jauh lebih tinggi, ungkap sebuah laporan terbaru.
Dikatakan pendukung utama ISIS umumnya berada di dalam wilayah yang dikuasai militan itu di Irak dan Suriah.
Tiga-perempat dari mereka bercuit dalam bahasa Arab dan sekitar satu per lima menggunakan bahasa Inggris, dan mereka memiliki rata-rata 1.000 pengikut.
Kelompok yang menamakan diri Negara Islam, ISIS, telah menjadi terkenal untuk aktivitas mereka di media sosial, khususnya Twitter, untuk menyebarkan pesan.
Penelitian yang disebut The ISIS Twitter Sensus, ditulis oleh JM Berger dari Brookings Institution dan seorang ahli teknologi, Jonathon Morgan.
"Kaum pejihad itu akan memanfaatkan segala teknologi yang berguna untuk keuntungan mereka," kata Berger, tapi ISIS "jauh lebih berhasil dibanding kelompok lain."
Sebagian besar akun ISIS dibuat pada tahun 2014, menunjukkan terjadinya kenaikan sangat tajam, padahal lebih dari 1.000 akun terkait ISIS ditutup oleh Twitter di bulan-bulan terakhir 2014.
Kontak awal
Laporan itu memperkirakan akun pro-ISIS bisa mencapai 90.000 tetapi menyimpulkan bahwa perkiraan jumlah "terbaik" adalah 46.000.
Bahkan jika angka yang diambil adalah yang terendah, tetap saja jangkauan ISIS akan mencapai jutaan, kata Aaron Zelin, seorang ahli kelompok jihad, dan peneliti dari Washington Institute.
Kendati, tambahnya, banyak juga berbagai akun yang dipegang oleh satu orang, yang dilakukan untuk mengakali kalau-kalau dilakukan penutupan akun.
Pesan-pesan ISIS di Twitter utamanya berisi tentang operasi milter, kegiatan organisasi, dan video tentang kehidupan keseharian di bawah kekuasaan ISIS.
Kemudian ada orang-orang yang tak terkait langsung ISIS, namun me-retweet pesan-pesan ISIS itu.
Hal yang tak sering ditemukan kata Aaron Zelin, adalah bukti perekrutan langsung pejihad.
"Rekrutmen tidak diungkap terang-terangan di Twitter. Perekrutan sebagian besar terjadi lewat aplikasi seperti Kik, WhatsApp dan Skype, yang bersifat lebih tertutup. Sedangkan yang mereka lakukan secara terbuka di Twitter adalah untuk menarik minat orang-orang."
Twitter terkadang digunakan sebagai sarana kontak awal antara orang yang radikal dan sorang yang bisa merekrut mereka, kata Zelin, tapi percakapan akan sangat cepat berpindah ke pesan langsung atau platform lainnya.