Kebakaran di Pringsewu
BREAKING NEWS: Dewan Minta Tambah Bak Penampung Air dan Hydrant
Pemerintah Kabupaten Pringsewu diminta membuat bak penampungan air dan hydrant di wilayah yang padat pemukiman.
Penulis: Robertus Didik Budiawan Cahyono | Editor: Reny Fitriani
Laporan Reporter Tribun Lampung Didik Budiawan
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, PRINGSEWU - Pemerintah Kabupaten Pringsewu diminta membuat bak penampungan air dan hydrant di wilayah yang padat pemukiman. Menurut Ketua Komisi III DPRD Pringsewu Anton Subagyo, program itulah yang saat ini mendesak diperlukan masyarakat dalam mengatasi bencana kebakaran.
Sebab, kata dia, anggaran untuk pembuatan bak penampung dan hydrant itu tidak terlalu besar, apa bila dibandingkan dengan membeli damkar. Upaya tersebut, dikatakan Anton, guna menjawab kendala damkar yang sering terlambat datang ke lokasi kebakaran saat dibutuhkan.
Selain jarak, menurut dia, kendala jalan rusak yang menghambat damkar itu terlambat datang. Oleh karena itu, dia juga mendesak ke eksekutif supaya memperhatikan kondisi jalan yang ada di Bumi Jejama Secancanan.
Selain hydrant dan bak penampungan air, Anton mengakui bila mobil damkar di Pringsewu perlu ditambah dua unit lagi guna dibagi ke dalam beberapa titik pos. Kepala BPBD Pringsewu Relawan mengatakan bahwa idealnya, jumlah mobil damkar di Kabupaten Pringsewu ini ada empat guna mengkaver empat penjuru wilayah Pringsewu.
Sehingga dengan dua damkar yang ada saat ini, ia mengakui sering terlambat datang bila kebakaran itu berada di wilayah jauh dari ibu kota kabupaten. Seperti Pardasuka dan Banyumas yang terjadi pada Selasa (23/6) malam. Sebab, dua damkar yang ada saat ini hanya stand by di Kecamatan Pringsewu.
Relawan menyampaikan, untuk hydrant memang sudah ada di Kecamatan Pringsewu yang dibangun di jaringan pipa PDAM, antara lain di dekat Pendopo Pringsewu, Jalan Kesehatan Pringsewu, Sidoharjo Pringsewu dan Jalan KH Gholib Pringsewu.
Bangunan induk non permanen rumah Cece Cahyono (45) warga Pekon Banyumas, Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu rata dengan tanah hanya dalam waktu sekitar 30 menit setelah dilalap si jago merah.
Tidak ada korban jiwa ataupun luka-luka dalam kebakaran yang terjadi pada Selasa (23/6) sekira pukul 19.00 WIB. Namun kerugian ditafsir hingga Rp 50 juta atas barang-barang berharga yang terbakar.