Ramadan 2015
Ini Satu-satunya Masjid di Jepang yang Tegar Dihantam Bom dan Gempa
Dalam perjalanan ke Jepang atas undangan Cathay Pacific dan Organisasi Pariwisata Nasional Jepang (JNTO), saya buru-buru men-stabiloitinenary
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Dalam perjalanan ke Jepang atas undangan Cathay Pacific dan Organisasi Pariwisata Nasional Jepang (JNTO), saya buru-buru men-stabiloitinenary kunjungan ke Masjid Kobe. Maklumlah, nama masjid itu sudah saya dengar saat mengikuti kuliah Sejarah Pendudukan Jepang di Indonesia di Universitas Padjadjaran, Bandung, hampir 30 tahun silam.
Maka, ketika tiba di depan Masjid Kobe, Prefektur Hyogo, Jepang, suatu siang beberapa waktu lalu, saya tertegun. Ada perasaan takjub. Sebab, masjid itu adalah masjid pertama di "Negeri Sakura" yang dibuka pada 1935 sejak dibangun tujuh tahun sebelumnya.
Pada paruh awal abad ke-20, Jepang tengah giat-giatnya mempelajari Islam. Hubungan Jepang dengan Islam barangkali telah dirintis sejak akhir abad ke-19.
Namun, seperti diungkapkan indonesianis Prof Harry J Benda, "penemuan Islam" oleh Jepang baru berkembang sejak awal 1920-an. Meskipun bisa jadi perdebatan, penemuan Islam itu, menurut Benda, tak lepas dari motivasi rencana-rencana ekspansionisme Jepang, termasuk ke Indonesia (Benda, 1958, The Crescent and the Rising Sun: Indonesian Islam Under the Japanese Occupation1942-1945).
Sejak itu, Jepang mendukung berbagai kegiatan Islam, seperti pameran, termasuk mengirim mahasiswa untuk studi ke Arab dan Mesir serta sebaliknya, mengundang tokoh Muslim untuk datang ke Jepang.
Perang Dunia II
Hampir satu abad kemudian, Masjid Kobe yang berada di pusat kota di Nakayamate Dori, Chuo-ku, itu masih kokoh berdiri. Masjid Kobe tentu saja menjadi tanda syiar Islam tetap berkibar di negeri yang mayoritas penduduknya beragama Shinto itu.
Bahkan, secara fisik, Masjid Kobe boleh dibilang menjadi tanda sebuah "mukjizat". Bayangkan saja, bencana-bencana besar yang melanda Jepang tidak mampu menghancurkan Masjid Kobe.
Pada Perang Dunia II, Jepang benar-benar luluh lantak. Ini diawali dengan penyerbuan besar-besaran Jepang terhadap pangkalan militer Amerika Serikat di Pearl Harbour, Hawaii, pada pagi hari sebelum pukul 08.00 tanggal 7 Desember 1945 yang membuat gudang persenjataan AS rontok.
Sekitar 20 kapal perang dan hampir 200 pesawat tempur hancur, lebih dari 150 pesawat rusak, serta sekitar 2.400 tentara AS tewas, termasuk puluhan warga sipil. Sementara lebih dari 1.200 orang mengalami luka-luka.
Akibatnya, AS marah dan bereaksi sangat keras. Esok harinya, Kongres AS menyatakan perang terhadap Jepang. Presiden AS Franklin D Roosevelt kemudian menandatangani pernyataan perang tersebut.
Perang Dunia II pun meluas tidak hanya di Eropa, melibatkan Jepang, Jerman, dan Italia di satu pihak serta aliansi AS bersama Inggris dan negara Barat lain di kubu sekutu. Setelah serangan ke Pearl Harbour, Jepang terus melancarkan penaklukan ke wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia, di bawah hakko ichiu (slogan persaudaraan Jepang dalam membentuk kemakmuran bersama Asia Timur Raya).
Sebaliknya, berbulan-bulan AS melancarkan serangan berpuluh-puluh kali ke Jepang. Pesawat-pesawat tempur AS membombardir kota-kota di Jepang yang membuat kota-kota itu hancur. Puncaknya ketika Presiden AS Harry S Truman memerintahkan penggunaan senjata nuklir.
Akhirnya pesawat tempur AS menjatuhkan bom atom little boy di Hiroshima pada 6 Agustus 1945 dan bom fat man di Nagasaki pada 9 Agustus 1945. Dua kota itu benar-benar luluh lantak. Radiasi panas bom nuklir itu menghanguskan makhluk hidup. Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada 15 Agustus 1945.
Kusam dan retak-retak