Headline News Hari Ini

Bambu Kuning Square Akan Jadi Sentra Kuliner dan Kerajinan Tangan

Jadi nantinya UMKM Center sendiri isinya macam-macam. Ada kerajinan tangan, kuliner, pameran, dan banyak lagi.

Penulis: Romi Rinando | Editor: Heribertus Sulis
Tribun Lampung
Headline News Kedaton Square, Kamis (30/7/2015). 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Tidak lama lagi, Bambu Kuning Square (BKS) akan berganti nama menjadi UMKM Center Pasar Wisata Gunung Sari. Seiring perubahan identitas, pasar modern milik Herman Malano itu juga akan mengganti konsep usahanya menjadi sentra kerajinan tangan, kuliner, dan lainnya.

"Jadi nantinya UMKM Center sendiri isinya macam-macam. Ada kerajinan tangan, kuliner, pameran, dan banyak lagi. Kita lakukan guna memancing konsumen untuk datang kemari," tutur Herman Malano, Rabu (29/7).

Masa kejayaan BKS berlangsung cukup singkat. Diresmikan pada 2011, kini gedung pasar modern yang berada di Jalan Kota Raja, Kelurahan Gunung Sari, ini bak mati suri. Tidak seperti pasar pada umumnya yang ramai aktivitas perniagaan, kondisi BKS saat ini sangat jauh dari hiruk-pikuk. Dari 285 kios yang terdapat di gedung berlantai tiga ini, tidak sampai 20 kios yang terisi.

Mirisnya kondisi BKS tersebut mengundang keprihatinan lembaga legislatif. Wakil Ketua Komisi II DPRD Bandar Lampung Nu'man Abdi mengatakan, pihaknya akan berupaya mencari solusi menghidupkan dan meramaikan BKS. Menurut legislator PDIP ini, salah satu cara untuk meramaikan BKS adalah menjadikannya pasar segmented.

"Artinya, BKS bisa menjual barang khusus yang tidak dapat ditemui di pasar-pasar lainnya, sehingga bisa menjadi ikon Bandar Lampung," ujar Nu'man, Rabu (29/7).

"Memang pasar di Bandar Lampung ini banyak, termasuk mal. Makanya harus dicoba pasar yang segmented. Misalnya khusus menjual batu akik. Seperti lantai I Blok M Jakarta, mereka khusus pedagang batu akik. Bisa saja itu ditiru di BKS," lanjutnya.

Jika gedung yang menelan dana sekitar Rp 24 miliar itu ramai, terus dia, tentunya akan berdampak pada meningkatnya pendapatan asli daerah (PAD) Kota Bandar Lampung. Apalagi saat ini PAD dari pasar-pasar tradisional belum maksimal.

Baca selengkapnya di koran Tribun Lampung edisi Kamis, 30 Juli 2015.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved