Jaringan ISIS
Incar Diplomat Jepang dan Panama, ISIS Berencana Serang Jakarta
ISIS dikabarkan telah menyebutkan akan melakukan misi ancaman ke Indonesia dan beberapa negara lainnya dalam majalah daring terbitan ISIS, 'Dabiq'.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, TOKYO - ISIS dikabarkan telah menyebutkan akan melakukan misi ancaman ke Indonesia dan beberapa negara lainnya dalam majalah daring terbitan ISIS, 'Dabiq'.
Namun, dikatakan ancaman itu dilayangkan sebagai misi jihad yang menargetkan diplomat-diplomat Jepang dan Panama di Jakarta dan Indonesia.
"Apa contohnya yang dapat menghadang (seorang yang berjihad) menargetkan misi diplomat Panama di Jakarta, Doha, dan Dubai? Atau menargetkan misi diplomat Jepang di Bosnia, Malaysia, dan Indonesia?" kutip The Straits Times, dari majalah tersebut.
Dalam majalah itu juga disebutkan bahwa ISIS menargetkan ancaman ke masyarakat di beberapa wilayah AS, seperti Dearborn, Michigan, Los Angeles, dan New York, serta diplomat Arab Saudi di Tirana, Albania, Sarajevo, Bosnia, dan Kosovo.
Mendengar diplomatnya dijadikan sasaran, pemerintah Jepang langsung mengerahkan peningkatan level keamanan di kantor-kantor kedutaannya di seluruh dunia, pada Jumat (11/9/2015).
Termasuk pula kedutaannya di Jakarta, yang menurut perwakilan Kedubes Jepang di Indonesia, Erika Nakano, sudah menghimpun keamanan yang ketat, meski kegiatan di sana masih berjalan seperti biasa.
"Kami baik-baik saja dan kami sudah berhubungan baik dengan kepolisian Jakarta, itu yang bisa saya informasikan," katanya ketika ditanya oleh AFP.
Meski demikian, Inquirer News mengatakan tampaknya Jepang belum ada rencana untuk mengerahkan kemiliterannya melawan ISIS dan masih belum dijelaskan langkah-langkah kongkret apa yang sudah dilakukan untuk meningkatkan keketatan keamanan.
Jual Sandera
Kementerian Luar Negeri Tiongkok membenarkan informasi soal adanya warga Tiongkok yang menjadi sandera ISIS dan 'dijual' melalui majalah daring keluaran ISIS, Dabiq.
Mengonfirmasi pada Jumat (11/9/2015), perwakilan Kemenlu Tiongkok Hong Lei mengatakan bahwa laporan soal warga Tiongkok yang dijadikan sandera oleh ISIS sesuai dengan ciri-ciri warga Tiongkok yang selama ini tak diketahui kabarnya setelah melakukan perjalanan ke luar negeri.
Menurut pernyataan Hong pada Kamis (10/9/2015) lalu, pemerintah Tiongkok langsung melakukan verifikasi informasi setelah mendapat kabar bahwa warga negaranya 'dijual' oleh ISIS.
Pada terbitan edisi terbaru majalah Dabiq, Rabu (9/9/2015), terselip dua halaman yang menampilkan foto dua sosok berpakaian kuning, yang dikatakan sebagai dua tahanan ISIS "untuk dijual", sesuai tulisannya.
Keduanya diidentifikasi sebagai seorang warga Tiongkok bernama Fan Jinghui dan seorang warga Norwegia bernama Ole Johan Grimsgaard-Ofstad.
Dikatakan foto itu secara tersirat meminta tebusan untuk menyelamatkan keduanya.
Merespon itu, Hong menegaskan bahwa pemerintah Tiongkok sangat menentang segala tindak kekerasan terhadap warganya yang tak bersalah.
Sedangkan, PM Norwegia Erna Solberg menekankan bahwa pemerintah Norwegia tidak akan mau membayar tebusan apapun, meski berjanji akan berupaya melalui cara lain.
Tanggapan Presiden Norwegia
Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), Rabu (9/9/2015), 'menjual' dua sandera mereka, yang berasal dari Tiongkok, dan Norwegia.
Edisi terbaru dari majalah bahasa Inggris militan Muslim Sunni, Dabiq, yang dipublikasikan melalui Twitter memperlihatkan dua tawanan ISIS itu.
Seakan-akan seperti iklan jual beli, keduanya digambarkan sebagai barang dagangan.
Di bawah foto mereka terdapat tulisan: "untuk pihak yang perduli, dari Tentara Salib, orang-orang kafir, dan sekutu mereka, serta apa yang disebut sebagai organisasi pembela 'hak' manusia, tahanan ini ditinggalkan oleh pemerintah, yang tidak melakukan yang terbaik untuk membeli kebebasannya. "
"Barangsiapa ingin membayar uang tebusan untuk pembebasan mereka, dapat menghubungi nomor telegram berikut ini, ditawarkan waktu yang terbatas."
Tidak disebut nominal uang tebusan untuk keduanya, atau batas waktu pembayaran.
Di Oslo, ibukota Norwegia, Perdana Menteri Erna Solberg mengkonfirmasi seorang warga negaranya disandera oleh ISIS.
"Saya bisa mengkonfirmasi bahwa seorang warga negara Norwegia telah diculik dan ditahan di Suriah," katanya dalam sebuah pernyataan.
"Ini adalah urusan serius dan rumit tujuan kami adalah untuk membawa pulang warga dengan aman ke Norwegia."